Tahun 2023, Target PAD PDAM Kabupaten Kupang Rp 1 M

KUPANG, NTT PEMBARUAN.id–Dalam Tahun 2023, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kupang telah menargetkan sebesar Rp 1 miliar untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kupang.

Target itu sama dengan Tahun 2022 lalu, namun karena terganggu dengan situasi Covid-19 maka realisasinya hanya sebesar Rp 600 juta, kata Direktur PDAM Kabupaten Kupang, Yoyarib Mau, S.Th, S.Ip kepada wartawan di Kantor PDAM Kabupaten Kupang, Rabu (5/4/2023).

Yoyarib akui, Tahun 2022 tidak mencapai target karena memang situasinya masih Covid-19, sehingga pihaknya tidak memaksa untuk melakukan penagihan kepada konsumen.

Sumber pendapatannya semata–mata dari pembayaran rekening air.

“Memang ada penunggakan yang cukup signifikan dan kepada konsumen seperti itu kami memberi keringanan pembayaran dengan sistem diskon. Cara lain, diputuskan sementara aliran airnya dan apabila mau diaktifkan kembali lunas dulu tunggakan sebelumnya,” kata Yoyarib.

Selama musim hujan ini, kata dia, air cukup melimpah sehingga air mengalir ke konsumen juga selama 24 jam.

Yang perlu dilakukan antisipasi lanjutnya, pada musim panas mulai bulan Agustus sampai dengan November setiap tahun, dimana pada musim kering seperti itu debit air menurun.

Karena itu, setiap hari pihaknya turun mengecek kondisi jaringan perpipaan air ke konsumen sehingga bisa mengurangi tingkat kebocoran yang terjadi di lapangan.

Langkah lain, untuk mengejar target PAD, ia melakukan penagihan rekening air pada musim hujan seperti sekarang karena air masih melimpah.

Pada musim panas, menurutnya, penagihannya mengalami sedikit kesulitan karena debit air berkurang.

Pelanggan PDAM Kabupaten Kupang yang masih aktif saat ini sebanyak 22.000 pelanggan.

Dari jumlah itu, terbanyak di Kota Kupang sebanyak 18.000 pelanggan dan Kabupaten Kupang 4.000 pelanggan.

Sementara, suplai air ke PDAM Kabupaten Kupang hingga saat ini dari 24 sumber mata air, baik air permukaan maupun dari sumur bor.

Tetapi, yang bertahan hingga musim panas kata dia, hanya 2 sumber mata air yakni sumber mata air Baumata dan sumber mata air Oenesu.

Kedua sumber mata air ini pada musim hujan debitnya 30 liter/detik dan pada musim panas paling-paling turun 20 liter/detik, sehingga aliran air ke konsumen juga terjadwal.

Terhadap kondisi itu, ia mendorong pemerintah daerah untuk menghutani kembali sumber–sumber mata air yang ada atau membuat jebakan air, sehingga air hujan tidak buang–buang ke laut.(red)

Bagikan