Pater Yopi : Inilah Makna Ekaristi Tutup Tahun

KUPANG, NTT PEMBARUAN.id– Pater Yopi Akoit dalam kotbah misa penutupan Tahun 2022 di Gereja St. Kristoforus Matani, Sabtu (31/12/2022) mengatakan apa  makna perayaan ekaristi tutup tahun.

“Jawabannya bisa bermacam–macam tergantung refleksi kita masing–masing. Ada yang merasakan mensyukuri anugrah Tuhan yang istimewa ini yang masih boleh Dia berikan kepada kita,”sebut Pater Yopi.

“Bagi saya, yang pertama tutup tahun dalam ekaristi yang kita rayakan menyimbolkan kasih sayang Allah yang Agung untuk kita. Menyimbolkan Allah begitu mencintai kita, sehingga Dia tetap mengizinkan kita merayakan ekaristi malam hari ini.Saya membandingkan itu, misalkan lilin yang terletak di atas altar ini dan bunga–bunga yang menghiasi altar ini sesuatu yang tidak ada dengan sendirinya tapi direncanakan. Sesuatu yang tidak datang dari dirinya tapi dikehendaki. Sesuatu yang tidak muncul untuk dirinya sendiri tapi diinginkan ada di tempat ini. Dengan kata–kata itu, perjalanan ziarah hidup kita sampai hari ini bukan suatu kebetulan tapi dikehendak ada.Itulah kehendak Tuhan. Itulah yang kita sebutkan anugrah terindah dan teristimewa yang Tuhan berikan kepada kita. Masih boleh mengalami kasih Tuhan yang luar biasa,” urai Pater Yopi.

“Kalau boleh saya jawab dengan refleksi pribadi saya, betapa agung kasih Tuhan yang Dia perlihatkan untuk kita,” jelasnya.

Hal kedua memaknai perayaan ekaristi tutup tahun bagi pater Yopi, ada peralihan dari tahun yang lama ke tahun yang baru.

“Tahun yang lama kita tinggalkan dan kita memasuki tahun yang baru. Ini paralel dengan niat dan keinginan kita membaharui diri untuk lebih baik,” ungkap Pater Yopi.

“Hal ketiga yang bisa kita renungan sebagai makna perayaan tahun baru, adanya peningkatan derajat atau penambahan jumlah tahun dari 2022 ke 2023 tambah satu dan bisa jadi itu mengenai kualitas hidup kita, bisa jadi itu mengenai kebahagiaan dalam diri dan keluarga. Sejauhmana kita sudah menjalani hidup dalam iman dan karya kita sampai hari ini. Apakah berjalan di tempat ataukah mengalami progres kemajuan yang kita raih sampai hari ini.Dengan refleksi seperti itu, kita akan menyimpulkan apa yang terjadi dalam diri kita. Bisa jadi tentang kesehatan, bisa jadi tentang kehidupan rumah tangga kita dan sikap kita memasuki tahun baru. Peralihan tahun mengajak kita untuk melihat kembali kualitas hidup kita masing–masing.Hal lain yang kita renungkan dari makna peralihan tahun hidup kita dibaharui, niat dan ikrar–ikrar dalam ziarah hidup kita kembali dihidupkan,” tutup pater Yopi. (red)

Bagikan