Maju Gubernur NTT, Frans Aba Sudah Mendaftar di Tujuh Partai

KUPANG, NTT PEMBARUAN.id-Hingga Kamis, 2 Mei 2024, Bakal Calon Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur Periode 2024 – 2029, Dr.Frans Aba sudah mendaftar di tujuh partai politik (Parpol).

Ketujuh Parpol itu masing-masing, PDI- P, PKB, PAN, Hanura, Perindo, PSI dan Gerindra.

Setiap mendaftar, Frans Aba selalu menyerahkan kelengkapan berkas yang dibutuhkan oleh partai.

Selain itu, ia menyerahkan data profile dirinya, visi dan misi baik dalam bentuk hardcopy maupun dalam bentuk softcopy.

Hardcopy dalam bentuk buku, sedangkan softcopy dalam bentuk flashdisk.

Setiap partai yang didaftarnya, ia juga menyerahkan plakat sebagai ungkapan rasa terima kasih atas persaudaraan dan penerimaan partai yang menerimanya hari itu.

Patokan Survei

Ketua Tim Pilkada DPW PSI Provinsi NTT, Kanisius To saat menerima lamaran Balon Gubernur NTT, Frans Aba, Kamis (2/5/2024) mengaku, Frans Aba adalah orang kedua yang mendaftar di partainya setelah Balon Gubernur NTT, Johni Asadoma sebelumnya.

Langkah selanjut yang dilakukan partainya akan melakukan survei untuk melihat tingkat popularitas dan tingkat elektabilitas di masyarakat.

Kata Kanis, biasanya kalau hasil survei berada di urutan 1 -5 mereka itu masuk dalam kategori tokoh-tokoh figur publik yang disukai masyarakat.

Balon Gubernur NTT Periode 2024 – 2029, Dr.Frans Aba bersama pengurus DPD Partai Gerindra NTT saat mendaftar di Partai itu, Kamis (2/5/2024) petang

Secara terpisah, Wakil Ketua Bappilu DPD Partai Gerindra Provinsi NTT, Veronika Ata saat menerima pendaftaran Balon Gubernur NTT, Dr.Frans Aba mengaku, yang mendaftar di partainya selain kader internal partai juga kader eksternal.

“Walaupun ada kader internal yang maju, tapi kami tetap melirik kader eksternal yang punya kemampuan bagus untuk memimpin dan membangun NTT ke depan. Namun, untuk hal-hal strategis dan keputusan, kami tetap taat kepada DPP,” tandas Ata.

Hasil survei menurut Ata, salah satu tolok ukur atau parameter untuk menentukan kandidat itu layak atau tidak diusung dari Partai Gerindra nanti.

“Jadi, walaupun isi tasnya tebal, tapi kalau elektabilitas dan kualitasnya minim serta tidak dikenal oleh masyarakat, maka sekalipun dia kader internal tidak mungkin diakomodir,” bebernya. (red)

Bagikan