KUPANG, NTT PEMBARUAN.id- Site Engenering and Standardization Manage PT Waskita Karya, Mohammad Hardito Satrio mengaku aktivitas di lapangan berhenti sementara akibat pemblokiran jalan masuk yang dilakukan oleh masyarakat terdampak lahan di lokasi pembangunan Bendungan Temef, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“Pemblokiran jalan masuk itu tepatnya di main dam, sehingga memutuskan akses masuk kami ke lokasi bendungan sejak Selasa, 14 Mei 2024 sampai Kamis, 16 Mei 2024 belum juga dibuka,” kata Satrio kepada wartawan di Kupang, Kamis (16/5/2024).
Pada hari Rabu, 15 Mei 2024, ia melihat ada pihak kepolisian dari Polres TTS turun ke lokasi Bendungan Temef kemudian melakukan negoisasi dengan masyarakat lalu bersepakat untuk menemui DPRD TTS dan Pemerintah Kabupaten TTS pada hari Kamis, 16 Mei 2024.
Ia berharap, dalam pertemuan dengan DPRD TTS dan Pemkab TTS, Kamis (16/5/2024) itu dapat menemukan titik temu, sehingga akses jalan masuk yang mereka tutupi bisa dibuka kembali.
“Harapan kami, ada komunikasi yang baik antara masyarakat dengan DPRD TTS bersama Pemkab TTS untuk menemukan solusinya, sehingga dari pihak owner juga bisa memproses administrasinya terkait pembayaran pembebasan lahan,” ungkap Satrio.
Secara progres fisik di lapangan, menurut dia, sudah mencapai 97 persen, namun terjadi deviasi minus 1 persen dari target 98 persen.
Kata Satrio, masih ada beberapa item pekerjaan yang belum selesai seperti pekerjaan finishing, fasilitas pendukung termasuk aspalnya.
“Kalau urusan pembebasan lahannya sudah beres, kami bisa menyelesaikan pekerjaan yang masih tersisa 3 persen itu dalam waktu dekat ini,” ujar Satrio dengan nada optmis. (red)