Operasi SAR Dihentikan, Sudayana : “Saya Mohon Maaf Tidak Berhasil Menemukan 17 Korban” 

KUPANG, NTT PEMBARUAN.id–Operasi SAR Gabungan terhadap korban yang hilang atas musibah kebakaran Kapal Express Cantika 77 di Perarian Naikliu, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, 24 Oktober 2022 lalu pencariannya sudah dihentikan, Rabu (2/11/2022).

“Saya mohon maaf, saya tidak berhasil menemukan 17 orang saudara saya yang belum ditemukan itu. Kami dari Basarnas turut berduka cita yang sedalam–dalamnya kepada seluruh keluarga korban. Ini kuasa Tuhan,” tutur Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang, I Putu Sudayana sambil menetes air mata saat memimpin rapat evaluasi sekaligus penutupan pencarian para korban di Posko SAR Gabungan Kecelakaan KM Express Cantika 77 di Perairan Naikliu, Kabupaten Kupang, NTT, Rabu (2/11/2022) petang.

Pencarian para korban yang hilang berlangsung selama 10 hari dan sampai dengan hari terakhir, 17 korban belum ditemukan.

Dari jumlah 359 orang penumpang, 322 orang dinyatakan selamat, 20 orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan 17 orang masih dinyatakan hilang atau belum ditemukan.

“Saya mewakili seluruh potensi SAR yang terlibat sudah berusaha maksimal sesuai kemampuan yang kami miliki. Walaupun pencariannya sudah dihentikan, tetapi kami tetap melakukan koordinasi dan mencari informasi terkait korban yang hilang,” kata Sudayana.

Dalam UU Nomor 29 Tahun 2014, jelas Putu, pelaksanaan operasi SAR itu selama 7 hari.

“Namun, karena alasan kemanusiaan, kami di Kantor SAR Kupang memperpanjang waktu pencarian para korban sampai 3 hari, terhitung sejak Senin (31/10/2022) hingga Rabu (2/11/2022), tetapi hasilnya masih nihil,” tandas Putu.

Menurut Putu, operasi pencarian melibatkan Kapal KN Antareja dan sebuah RIB 10 dibantu tiga kapal milik Polda NTT, namun tidak menemukan korban yang hilang.

KN Antareja melakukan pencarian antara 62 sampai 114 nautical mile (NM), mengikuti SAR Map, sedangkan RIB 10 melakukan pencarian sampai 25 NM.

Kata Putu, penutupan operasi pencarian bukan berarti pencarian korban ditutup selama-lamanya. “Kita tetap melaksanakan pemantauan dan koordinasi dengan seluruh unsur SAR dan masyarakat. Jika ada informasi yang masuk, kami akan tetap chek,” pungkasnya.

Pada tempat yang sama,

Kepala BPBD Provinsi NTT, Ambrosius Kodo menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban karena anggota keluarga mereka belum ditemukan.

Ambrosius juga menyoroti soal data korban yang simpang siur karena tidak berangkat dari satu data yang sama.

Berita acara penutupan operasi SAR sendiri ditandatangani oleh sejumlah unsur, seperti Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang, Kepala BPBD NTT, Kasi Ops Kasrem 161/WS Kupang, Dirut Pol Air, Kacab PT.Jasa Raharja Kupang, KSOP, Pemilik KM Express Cantika 77, Pelindo, Dishub NTT, Lantamal VII Kupang dan keluarga para korban (red)

Bagikan