Langka, Harga Minyak Tanah di Labuan Bajo Naik Hingga Rp 10.000/Liter

LABUAN BAJO, NTT PEMBARUAN.id — Harga minyak tanah di Kota Pariwisata Super Premium Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini dari Harga Eceran Tertinggi (HET) di tingkat pangkalan hanya sebesar Rp 4.000/liter, kini kenaikannya berkisar antara Rp 7.000/liter hingga Rp 10.000/liter.

Kenaikan harga secara tiba–tiba itu sebagai dampak dari kelangkaan minyak tanah di daerah tersebut.
Padahal, sebelumnya harga minyak tanah di tingkat pangkalan hanya Rp 4.000/liter X 5 liter = Rp 20.000 dan di pedagang eceran seperti kios–kios sebesar Rp 6.000/liter X 5 liter = Rp 30.000.

Pantuan media ini di Kota Labuan Bajo, Sabtu (15/1/2022) harga minyak tanah di pedagang eceran atau di kios–kios di kota itu sudah naik hampir 100 persen dari Rp 6.000/liter X 5 liter = Rp 30.000 naik hingga Rp 10.000/liter X 5 liter = Rp 50.000.

Sudah harganya mahal, ukurannya lagi tidak sesuai 1 liter penuh karena diisi dalam botol kecil yang takarannya tidak penuh.

Ibu Laurensia, salah satu Warga Labuan Bajo kepada media ini, Sabtu (15/1/2022) mengeluh soal kenaikan minyak tanah di daerah itu.

Ia baru tahu harganya naik ketika dirinya membeli minyak tanah di salah satu pedagang eceran di Kota Labuan Bajo, Sabtu (15/1/2022) pagi.

Seperti biasanya, ia membeli minyak tanah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan usaha warung kopinya di Kota Labuan Bajo.

” Saya tadi pergi ke salah satu kios mau membeli minyak tanah untuk keperluan memasak. Beberapa hari yang lalu harganya Rp 9000/ liter, tetapi sekarang naik lagi menjadi Rp 10.000/ liter. Dalam kurun waktu satu bulan ini naik trus dari sebelumnya Rp 7000/liter, Rp 8000 /liter, Rp 9.000/liter, sekarang naik lagi Rp 10.000/liter,” keluh Ibu Lorensia.

Hal itu disebabkan karena tidak adanya pengawasan dari pemerintah kepada agen minyak tanah di daerah tersebut.

Menurutnya, pengawasan pemerintah itu penting dalam penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tahah demi kestabilan harga di pasaran.

“Kami sangat menyayangkan kondisi ini bisa terjadi karena pemerintah melalai dalam melaksanakan tugas pengawasannya di lapangan mulai dari tingkat agen hingga pedagang pengecer. Kasian kami masyarakat kecil yang hari–hari membutuhkan minyak tanah untuk memasak nasi, air, sayur dan sebagainya. Ini sungguh berdampak pada usaha kecil kami yang sedang bertumbuh saat ini,” kata Ibu Laurensia.

Menurut dia, pemerintah belum melihat kondisi penyaluran BBM jenis minyak tanah di daerah itu.
Buktinya, minyak tanah selalu langka dan harganya melambung hingga Rp 10.000/liter saat ini.

“Sampai detik ini, kami belum melihat pemerintah turun tangan untuk melihat kondisi yang terjadi di masyarakat. Kami berharap, pemerintah memperhatikan penyaluran BBM jenis minyak tanah ini, sehingga harganya bisa jangkau,” pinta Ibu Laurensia.

Secara terpisah, salah satu pedagang pengecer minyak tanah di Kota Labuan Bajo yang namanya tidak mau disebutkan kepada media ini membenar kelangkaan minyak tanah di daerah itu.

Ia sendiri saja, untuk mendapatkan minyak tanah dari agen juga susah.

“Memang akhir-akhir ini seperti inilah kondisinya. Kita juga selaku penjual kadang bingung karena minyak tanah di Kota Labuan Bajo susah kita dapatkan dari agennya,” tutur dia. (fon)

Bagikan