Kadis Parekraf NTT Akui Harga Tiket Pesawat Mahal

KUPANG, NTT PEMBARUAN.id- Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kadis Parekraf) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Zeth Sony Libing mengakui harga tiket pesawat saat ini sangat mahal, dan hal itu mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan ke NTT.

“Salah satu persoalan yang kita hadapi saat ini adalah harga tiket pesawat mahal, itu juga mengganggu jumlah kunjungan wisatawan ke NTT,” aku Kadis Parekraf NTT, Zeth Sony Libing saat ditemui media ini di Kupang, Selasa (24/10/2023).

Ia contohkan, harga tiket pesawat Kupang – Labuan Bajo yang sebelumnya hanya Rp 900.000 naik menjadi Rp 1,9 juta.

Kata Sony, Pemerintah sedang berupaya membicarakan hal itu dengan Kementerian Perhubungan, sehingga harga tiket pesawat bisa kembali normal.

Lebih lanjut, ia mengatakan, Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia G.L Kalake,SH, MDC sendiri sudah menyampaikan hal itu saat Hari Ulang Tahun (HUT) Kemaritiman di Kupang beberapa waktu lalu.

Sementara dari sektor pariwisata tahun ini, pihaknya menargetkan 1,5 juta kunjungan wisatawan ke NTT dan hingga saat ini jumlahnya hampir mendekati 75 persen.

Dari jumlah itu, terbanyak kunjungan wisatawan nusantara disusul wisatawan mancanegara melalui Bandara Komodo Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat dengan lama tinggal rata-rata 2,5 hari.

Pintu masuk Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Menurut Sony, kunjungan wisatawan ke NTT merupakan tumpahan dari Labuan Bajo, setelah itu melanjutkan perjalanan ke Wae Rebo, Kabupaten Manggarai.

Dari Wae Rebo, para wisatawan melanjutkan perjalanan ke rumah adat Kampung Bena, Kabupaten Ngada, seterusnya ke danau tiga warna Kelimutu, Kabupaten Ende.

Kemudian dari Danau Kelimutu ke Rote, Sumba, Alor dan daerah-daerah lainnya di NTT.

Sony menyebutkan, NTT memiliki 1.582 destinasi wisata meliputi, 720 wisata alam, 751 wisata budaya, 110 wisata minat khusus dan 1 destinasi pariwisata super prioritas Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.

“Kami sedang melakukan pembenahan destinasi wisata melalui atraksi, promosi, akomodasi, aksesibility, amenites dan awerness,” tutupnya. (red)

 

Bagikan