HUT RI ke-75, Bupati Nagekeo Beberkan Sejumlah Capaian Pembangunan Daerah Lewat Visi-Misinya

MBAY, NTT PEMBARUAN.com –  Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco dalam pidato Upacara Hari Ulang Tahun ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2020, Senin (17/8/2020)  membeberkan sejumlah capaian pembangunan daerah lewat visi-misinya.

Momentum Perayaan HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke-75 ini, hendaknya menjadi moment refleksi untuk bertanya pada diri kita masing-masing, sudah sejauh mana kita sebagai generasi penerus bangsa mengisi kemerdekaan yang ada. Apa yang telah kita perbuat bagi bangsa ini, apa yang seharusnya akan kita lakukan untuk kemajuan dan kejayaan negara termasuk daerah kita saat ini di masa yang akan datang,” kata Bupati Don Bosco.

Sebagai pemimpin di daerah itu, ia bersama Wabup Nagekeo  telah berkomitmen untuk mengisi kemerdekaan yang ada melalui strategi pembangunan yang terbingkai dengan visi pemerintah daerah,  yaitu “Mewujudkan Nagekeo yang Sejahtera,  Nyaman, dan Bermartabat Melalui Pembangunan Sektor Pertanian dan Pariwisata”.

Visi itu kemudian dijabarkan melalui 8 program, pertama, mewujudkan masyarakat Nagekeo yang cukup pangan dan sandang, memiliki rumah layak huni dengan sanitasi yang baik serta memiliki pendapatan untuk menghidupi keluarganya secara layak.

Kedua, mewujudkan masyarakat Nagekeo yang sehat jiwa, raga, dan spiritual serta rakyat mendapatkan akses pelayanan kesehatan  melalui perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular, pengawasan obat dan makanan, upaya kesehatan masyarakat serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

Ketiga, mewujudkan masyarakat Nagekeo yang cerdas dan mendapatkan akses pendidikan. Keempat, mewujudkan Nagekeo yang nyaman, lingkungan tempat tinggal yang damai, asri dan lestari. Melalui misi ini pemerintah berkomitmen menghidupkan kembali nilai -nilai pokok warisan budaya masyarakat Nagekeo. Keempat, mewujudkan Nagekeo yang nyaman, lingkungan tempat tinggal yang damai, asri dan lestari.

Pemerintah berkomitmen menghidupkan kembali nilai- nilai pokok warisan budaya masyarakat Nagekeo. Nilai-nilai budaya dan kearifan lokal budaya Nagekeo telah diajarkan oleh generasi pendahulu dalam ungkapan local, seperti  to’o jogho wagha sama (gotong royong), kia zi’a tabhe pawe (cinta kasih), pese tenu (nasihat), dan wua mesu (belas kasihan).

Kelima, mewujudkan masyarakat Nagekeo yang bermartabat, berkarakter, mandiri, dan memiliki kebanggaan.  Pemerintah berupaya mewujudkan nilai-nilai karakter masyarakat yang bermartabat melalui pendekatan budaya, pendekatan keagamaan serta pendekatan kekeluargaan yang bersifat persuasif.

Keenam, mewujudkan Nagekeo sebagai lumbung pangan NTT. Melalui misi ini, Pemerintah Kabupaten Nagekeo terus berupaya dalam meningkatkan produksi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat serta berupaya memenuhi pasokan kebutuhan pangan NTT secara luas.

Upaya ini telah ditempuh melalui pendekatan ekstensif dan intensif. Ketujuh, mewujudkan Nagekeo sebagai tempat kunjungan/singgah para wisatawan dan memperkuat sinergitas sektor pariwisata dengan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, lingkungan hidup, UMKM. Pemerintah Kabupaten Nagekeo menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor penggerak utama pembangunan daerah.

Hal ini didukung oleh penerapan kebijakan nasional dan provinsi yang juga memprioritaskan pembangunan pariwisata. Pengembangan sektor pariwisata dilaksanakan melalui penyediaan infrastruktur yang menjadikan Nagekeo sebagai pintu gerbang pariwisata di Pulau Flores dan memperkuat sinergitas sektor pariwisata dengan sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, lingkungan hidup, dan  UMKM.

Kedelapan, mewujudkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrasruktur wilayah yang mendukung peningkatan daya saing daerah dengan membuka kawasan ekonomi yang masih terisolasi.

Peningkatan jalan kabupaten sebanyak 27 ruas jalan, pelebaran jalan sebanyak 2 ruas jalan dan pembukaan jalan sebanyak 1 ruas serta pembangunan plat dekker, dan saat ini aksebilitas masyarakat pedesaan sudah terbangun. (mat)

Bagikan