Bupati Masneno: Oesena Harus Menjadi Simbol Kebangkitan Amarasi

OELAMASI, NTT PEMBARUAN.id– Bupati Kupang, Korinus Masneno mengharapkan, Oesena harus menjadi simbol kebangkitan Amarasi.

Harapan itu disampaikan Bupati Kupang, Korinus Masneno saat meresmikan Gedung Kebaktian Jemaat GMIT Efata Huko’u Oesena Klasis Amarasi Timur, Jumat ( 23 /9/2022).

Acara peresmian dan pentahbisan gedung kebaktian itu dihadiri Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe, Ketua Majelis Sinode GMIT, Pendeta Merry Kolimon, Bupati Kupang periode 2009-2019, Ayub Titu Eki, Staf Ahli Bupati, Pandapotan Siallagan dan Paulus Ati, Kabag Umum Setda Kabupaten Kupang, John Sula, Kabag Prokopim, Beni Selan, Kabag Perencanaan, Yaret Tameos, serta tamu Jemaat lainnya.

Bupati Kupang, Korinus Masneno dalam sambutannya menyampaikan selamat bersukacita atas pencapaian iman yang luar biasa dari seluruh Jemaat Efata Huko’u Oesena.

Pergumulan panjang sejak 1980 untuk pembangunan gedung gereja ini tentunya bukanlah hal yang mudah.

Hanya jemaat yang kuat dan tangguh sajalah yang mampu bertahan melewati suka dan duka dalam penyelesaian pembangunan gedung kebaktian ini.

Dikatakan Masneno, gereja adalah mitra pemerintah dalam berbagai sektor pembangunan.

Pemerintah dalam berbagai kebijakannya akan terus melibatkan gereja.

Pemerintah mengetahui secara jelas bahwa tanpa gereja, maka keberhasilan yang dicita-citakan sulit tercapai.

Kata Bupati Masneno, Desa Oesena dikenal sebagai salah satu desa yang memiliki kemampuan akselerasi dalam manajemen pembangunan desa terbaik di Kabupaten Kupang.

Masyarakatnya adalah masyarakat yang berpikir kritis untuk maju.

“Oesena harus menjadi simbol kebangkitan Amarasi,” harap orang nomor satu di Kabupaten Kupang itu.

Sementara, dalam suara gembala Ketua Majelis Sinode GMIT, Pendeta Merry Kolimon mengatakan gereja adalah kesaksian iman. “Biarlah gedung gereja ini sebagai tempat untuk bersekutu, berdoa dan melayani dengan kasih. “Ini adalah rumah Tuhan. Karena bangunan gereja masih baru, selalu dikunci usai kebaktian. Rumah Tuhan ini harus selalu dibuka sebab ada jemaat yang pasti mau datang berdoa,”pesannya.

Selain itu diharapkan Pendeta Merry, peran gereja diperlukan untuk kesetaraan perempuan dan laki-laki (gender), berikan ruang juga bagi para pemuda untuk berpartisipasi, identitas masyarakat adat melekat, serta gereja harus memberi perhatian lebih kepada kelompok difabel, orang-orangtua yang tidak bisa berjalan ada pelayanan-pelayanan untuk mereka.

Sementara Ketua Panitia Pembangunan, Rehuel Masneno dalam laporannya menerangkan, pekerjaan pembangunan gedung kebaktian dan pastori dibangun dengan menggunakan dana yang cukup besar.

Mulai dari peletakan batu pertama hingga peresmian dan pentahbisan gedung kebaktian menelan anggaran kurang lebih sebesar Rp 2 miliar lebih.

Acara peresmian gedung Jemaat GMIT Efata Huko’u ini ditandai dengan pembukaan selubung papan nama gereja, penandatanganan prasasti oleh Bupati Kupang bersama Ketua Majelis Sinode GMIT, dilanjutkan dengan pengguntingan pita oleh Wabup Kupang,  prosesi penyerahan kunci dan pelepasan burung merpati.(Prokopim Kab.Kpg/red)

Bagikan