Bunyi Gong dan Gendang Menjelang Pendaftaran Pelipus Modo Bakal Calon Kepala Desa Pengka Mabar

LABUAN BAJO, NTT PEMBARUAN.id– Ada momen unik sebelum mendaftar diri sebagai bakal calon (Balon) Kepala Desa di salah satu Desa di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur .

Pelipus Modo adalah salah satu Bakal Calon Desa Pengka, Kecamatan Welak,Kabupaten Manggarai Barat.

Antusias pendukung membludak saat menghadiri acara di rumah adat setempat.

Malam sebelum besoknya (20/6/2022) mendaftarkan diri ke panitia pilkades setempat, terlebih dahulu diawali hajatan adat untuk memohon perlindungan Tuhan Sang Pencipta dan leluhur.

Hajatan acara adat yaitu, “teing hang empo”. Teing hang itu sendiri adalah salah satu ritus adat Manggarai-Flores NTT.

Ritus ini adalah memberi sesajian kepada roh leluhur sebagai bentuk persembahan yang memiliki berbagai maksud, memohon perlindungan dan juga berupa ucapan syukur kepada Sang Pencipta.

Tidak hanya itu, ratusan pendukung Pelipus Modo, memenuhi rumah gendang (Rumah Adat) Golo Lansing, Desa Pengka, Kecamatan Welak.

Untuk menambah kemeriahannya sambil memainkan alat musik tradisional gong dan gendang yang dimainkan oleh kaum ibu-Ibu.

Memainkan alat musik tradisional juga mengungkapkan kegembiraan dan rasa syukur kepada Sang Pencipta (Tuhan), kepada alam dan leluhur Manggarai.

Orang Manggarai menyebut Sang Pencipta dengan sebutan “Mori Jari Agu Dedek“, artinya, melalui tangan Tuhan Pencipta, manusia dan alam semesta.

“Pertama acara seperti ini meminta restu kepada Sang Pencipta dan nenek moyang kita, dan ini dilakukan di rumah adat. Intinya, meminta restu kepada Sang Pencipta (Tuhan ) dan nenek moyang kita, meminta restu bahwa saat ini saya akan mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Kepala Desa Pengka,” jelas Pelipus kepada NTT Pembaruan, Selasa (21/6/ 2022).

Ia mengungkapkan selaku generasi muda Manggarai tidak boleh melupakan identitas sebagai orang Manggarai.

Kata dia, banyak aspek kehidupan budaya Manggarai melalui generasi muda untuk mempertahankannya.

“Kita selaku generasi muda Manggarai tidak boleh melupakan identitas kita sebagai orang Manggarai. Banyak aspek kehidupan budaya Manggarai melalui generasi muda untuk mempertahankannya, salah satunya adalah acara seperti ini kemudian kita pertahankan alat musik tradisional kita. Hal seperti ini semuanya mempunyai arti,” terangnya.

Saat ditanya terkait alasan mendasar, ia mendaftarkan diri sebagia salah satu bakal calon kepala desa setempat, ia mengatakan, bahwa betul-betul punya niat dari hati untuk membangun desa tercinta, serta dukungan penuh dari keluarga dan masyarakat setempat.

Modo menambahkan, terlepas dari niat dan dukungan tersebut, ia selaku generasi muda apa yang menjadi kendala utama di desanya untuk nantinya diperjuangkan untuk kesejahteraan masyarakat setempat.

“Dan ini juga betul-betul niat dari hati saya pribadi serta didukung oleh keluarga dan masyarakat Desa Pengka,” kata pria kelahiran 16 April 1982 tersebut.

“Terlepas dari niat dan dukungan tersebut tentunya saya selaku generasi muda akan melihat apa yang menjadi kendala utama di desa kami saat ini, untuk sebuah perubahan di masa yang akan datang,” tandas Pria Alumni SMAK Loyola Labuan Bajo itu. (fon)

Bagikan