Gunung Ili Lewotolok Erupsi, PLN Berikan Bantuan untuk Pengungsi

LEMBATA, NTT PEMBARUAN.com- PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur memberikan bantuan kepada ribuan warga pengungsi di dua kecamatan yaitu, Kecamatan Ile Ape dan Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata yang terdampak langsung dengan erupsi Gunung Ili Lewotolok senilai Rp100 juta sebagai bentuk kepedulian terhadap kemanusiaan.

Penyerahan secara simbolis bantuan tersebut dilakukan di Posko Utama pengungsi, Kamis 10 Desember 2020 oleh Manager ULP Lembata, Darius Uren mewakili General Manager PLN UIW NTT, Agustinus Jatmiko kepada jajaran Pemerintah Daerah Lembata yang diterima langsung oleh Pelaksana Harian (Plh) Sekda Lembata,Wens Pukang disaksikan Kadis Kominfo Lembata, Markus Labi, Kadis PTSP Lembata, Irens Suciadi dan Kepala BKDPSDM Lembata, Patris Ujan.

Penyerahan bantuan ini merupakan komitmen PLN untuk membantu masyarakat yang terdampak Erupsi Gunung Ili Lewotolok. “Pada kesempatan ini kami menyerahkan bantuan bencana dengan harapan bantuan ini sedikitnya dapat meringankan beban para pengungsi, khususnya dalam kondisi siaga erupsi ini,” ujar Darius.

Sementara itu, Plh Sekda Lembata, Wens Pukang, mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada masyarakat Lembata, dimana bantuan yang diberikan kepada masyarakat Lembata penerangan listrik mulai tanggal 29 November – 13 Desember 2020 yang akan datang.

“Terima kasih juga semua bantuan yang diberikan selain dalam bentuk penerangan listrik, material (Sembako dan trauma healing untuk anak-anak) yang telah diberikan dan untuk 9000 masker hari ini (Kamis,10/12/2020,red)  yang telah diberikan kepada kami,” ucap Wens.

Posko pengungsian bernama Posko Utama tersebut menampung sebanyak 8.097 orang yang tempat tinggalnya berjarak kurang lebih 0-5 km dari Gunung Ili Lewotolok.

Berdasarkan info dari BPBD, sebelumnya Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata pada Minggu (29/11/2020) pukul 09.45 Wita kembali erupsi dengan ketinggian abu mencapai 4.000 meter di atas permukaan laut.

Erupsi ini terekam di sismogram dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi kurang lebih 10 menit. Hingga saat ini status waspadanya masih pada level II. (ade/*)

Bagikan