KUPANG, NTT PEMBARUAN.com –Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, kehadiran pemerintah bukan untuk merampas hak rakyat, tetapi hadir untuk menyejahterakan masyarakat.
Hal itu diungkapkan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat bertatap muka dengan keluarga besar Saubaki – Sonbai di ruang kerjanya, Selasa ((21/7/2020).
Gubernur Laiskodat mengatakan, di bawah pemerintahannya saat ini rakyat harus bertumbuh, baik dalam aspek sosial maupun ekonomi. Saat ini, Provinsi NTT menempati 3 besar provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi, dan angka stuntingnya juga masih sangat tinggi, begitu juga dengan IPMnya, sehingga pemerintah dituntut untuk bekerja lebih ekstra demi kesejahteraan rakyatnya. Dan’ untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan pemimpin yang cerdas, berani dan peduli terhadap rakyatnya.
Gubernur Laiskodat juga mengatakan bahwa semenjak dirinya dipercaya untuk memimpin provinsi ini, salah satu sumber pendapatan daerah dari sewa alat berat dihapusnya. Hal ini menurutnya, agar masyarakat tidak dibebankan lagi dengan hal seperti itu.
Sepanjang mereka mau bekerja untuk kesejahteraannya, pemerintah seharusnya membantu, bukan menambah beban rakyat. Dan bantuan yang diberikan oleh pemerintah dapat berupa bibit, alat berat maupun sistem pengairan, ujarnya.
Kata Gubernur VBL, tidak boleh lagi ada sewa alat berat untuk rakyat, karena ukuran sebenarnya kekayaan pemerintah bukan pada aset atau pendapatannya, tetapi pada seberapa besar rakyatnya hidup sejahtera.
Gubernur VBL juga meminta keluarga besar Saubaki – Sonbai untuk meneruskan karya dan perjuangan dari Sobe Sonbai dengan cara rajin dan semangat bekerja.
“Jika ada lahan kosong milik keluarga, harus dimanfaatkan secara maksimal. Lapor ke pemerintah, lahannya dimana, luasnya berapa, mau tanam apa, berapa banyak tenaga kerja yang terlibat, semuanya dilaporkan agar pemerintah bisa menyalurkan bantuan,” sebut Gubernur VBL melalui siaran pers Humas dan Protokol Setda NTT yang diterima media ini, Senin (21/7/2020).
“Jangan kita berbangga karena garis keturunan, tetapi berbanggalah karena keturunan Sonbai memiliki lahan pertanian yang luas, ternak yang berkualitas, kehidupan yang lebih sejahtera, karena saat ini bentuk perjuangannya sudah berbeda,” ungkap Laiskodat.
Gubernur Laiskodat mengharapkan, agar perayaan 98 tahun Raja Sobe Sonbai yang diperingati pada tanggal 22 Agustus 2020 mendatang perlu dibuatkan narasi yang baik berkaitan dengan sejarah Sonbai.
Narasi yang dibuat nanti, menurut dia, harus menjadi propaganda budaya, sehingga mampu merangsang orang lain untuk datang melihat secara langsung. Sebab, kebenaran sebuah narasi ditentukan oleh seberapa banyak orang mengakuinya.
Sementara itu, Dr. Sulastry Benufinit,Juru Bicara dari keluarga Saubaki -Sonbai di hadapan Gubernur NTT menjelaskan bahwa perayaan 98 tahun Raja Sonbai diyakini sebagai hari meninggalnya Sobe Sonbai.
Karena itu, dalam penulisan narasinya nanti, keluarga akan melibatkan tim akademisi sehingga narasi yang dibuat lebih menarik. Sementara, Pah Amadoe Sonbai, ketua rombongan keluarga Saubaki – Sonbai mengharapkan bahwa suatu saat nanti mempunyai Sobe Sonbai dinobatkan sebagai salah satu pahlawan nasional. (ade/*)