Categories Daerah Humaniora

Gubernur NTT Kampanyekan Stunting di TTS

SoE, NTT PEMBARUAN.id-  Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dalam kunjungan kerja (Kunker) ke Timor Tengah Selatan (TTS) terus mengkampanyekan penurunan stunting  di bumi cendawangi itu.

Dalam Kunker itu, Gubernur VBL berharap, adanya kerjasama yang efektif antara pemerintah, lembaga agama, tenaga pendidikan dan tenaga kesehatan di Kabupaten TTS untuk menekan dan menurunkan angka stunting.

“Angka stunting 48 persen dan angka kemiskinan di Kabupaten TTS sebesar 27 persen harus dipasang target agar Tahun 2021 yang akan datang angka  stunting menurun 1 persen. Ini harus jadi gerakan bersama,” tandas Gubernur VBL di depan peserta Raker bersama Bupati TTS, para tenaga kependidikan, tenaga kesehatan dan OPD Lingkup Pemerintah Kabupaten TTS di Desa Fatukoto yang diterima media ini melalui siaran pers Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Valeri Guru, Kamis (13/2/2020).

Ikut hadir bersama Gubernur VBL sejumlah pimpinan OPD Lingkup Pemerintah Provinsi NTT, staf ahli gubernur, Prof. Dr. Daniel D. Kameo, Dr. David B.W. Pandie, MS,dan Dr. Imanuel Blegur, Bupati TTS, Drs. Epy Tahun, Wakil Bupati TTS, Army Konay, Ketua DPRD TTS,  unsur Forkompinda Kabupaten TTS, pegiat lingkungan, Ny. Aleta Baun dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Menurut Gubernur, para tenaga medis tidak boleh kalah dengan dukun beranak dan tim doa. “Karena itu, saya minta kepada para kepala desa (Kades) untuk melarang agar keluarga miskin jangan lagi ada anak. Asal satu keluarga miskin tidak tambah anak lagi maka angka kemiskinan kita turun ke 18 persen. Saya mau dimarahi oleh siapapun, saya tidak repot,” tegas Gubernur.

Gubernur VBL mengharapkan agar Pemerintah Kabupaten TTS, TTU dan Belu serius dalam mengurus stunting, pengangguran dan kemiskinan. “Kita harus bisa kendalikan pertumbuhan penduduk dari keluarga miskin; termasuk kelahiran anak dari pasangan yang tidak sah. Saya harap lembaga gereja untuk membantu mengurus ini. Ini masalah kemanusiaan yang harus ditangani secara serius,” pinta Gubernur VBL.

Di tempat yang sama, Bupati TTS, Drs. Epy Tahun mengatakan, sejak dilantik menjadi Bupati TTS, pihaknya selalu menggelar rapat-rapat dan acara pelantikan pejabat di destinasi wisata. “Model seperti ini, ada banyak kalangan yang mengatakan Bupati mencari sensasi. Tapi, kami bilang anjing menggonggong  kavila berlalu ,” ucap Bupati, disambut  gelak tawa peserta rapat.

Menurut Bupati, menggelar acara rapat di luar atau di tempat terbuka seperti ini merupakan inovasi yang baik. “Bapak Gubernur tidak memilih tempat rapat yang eksklusif. Hal ini sangat memotivasi kami,” kata Bupati.

Dijelaskan ada beberapa program yang lagi viral di Kabupaten TTS antara lain tanam air, kebun kolektif, dan perumahan bagi masyarakat yang tidak mampu. “Kami telah merencanakan dan kami akan mengeksekusi semua program itu,” jelas Bupati seraya mengaku, daerahnya masih kekurangan  tenaga dokter, khususnya dokter spesialis.

Seperti diketahui Fatu Nausus merupakan salah satu destinasi wisata di Kabupaten TTS yang jaraknya 27 kilo meter arah utara dari Kota Soe. Selain itu, destinasi wisata lainnya seperti Gunung Mutis, Hutan Bonsai, Benteng Nune, Suku Boti, Sonaf Sonbesi, Taman Bu’at, Air Terjun Oehala, Pantai Kolbano, Pantai Oetune, Pantai Nualunat, Fatu Ulan, Fatukopa dan Kona Ba’u (gua kelelawar). (ade)

Berita lainnya