Di Manggarai, 109 CGP Angkatan X Gelar Lokakarya Orientasi

RUTENG, NTT PEMBARUAN.id – Program Pendidikan Guru Penggerak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Balai Guru Penggerak Provinsi Nusa Tenggara Timur (BGP NTT) telah menggelar lokakarya orientasi bagi Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan X. Kabupaten Manggarai salah satunya telah menggelar lokakarya orientasi bagi 109 Calon Guru Penggerak Angkatan X. Kegiatan lokakarya tersebut dilaksanakan pada Sabtu, (23/3/2024).

Kegiatan tersebut diselenggarakan di SDI Konggang, Kelurahan Waso, Kecamatan Langke Rembong.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 109 Calon Guru Penggerak (CGP), 22 Pengajar Praktik (PP) yang terbagi dalam 7 kelas kegiatan. Selain CGP, para kepala sekolah dari sekolah asal CGP terlibat dalam kegiatan lokakarya awal Program Pendidikan Guru Penggerak tersebut.

Hadir pula dalam seremonial pembukaan kegiatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Manggarai, yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Manggarai, Yohanes Emiliano A.Ndahur, SSTP.,MA.

Dalam sambutan, beliau menyampaikan beberapa poin penting terkait program pendidikan guru penggerak serta keabsahannya terkait realita yang terjadi di lapangan terkait pendidikan di Kabupaten Manggarai saat ini.

“Kegiatan guru penggerak ini menuntut teman-teman Calon Guru Penggerak agar mampu menguasai IT. Walaupun di beberapa sekolah masih mengalami persoalan jaringan internet, tetapi kiranya selama kegiatan di Ruteng, mudah-mudah bapak/ibu mampu menyesuaikan diri dengan penggunaan IT, karena semua tugas akan menggunakan perangkat laptop.

“Sehingga berbicara tentang canva, google docs dan google drive adalah hal biasa bahkan memaksa guru untuk bisa”, tandas Emiliano.

Beliau menyampaikan pentingnya mengikuti pendidikan guru penggerak mengingat Permendikbud Ristek Nomor 40 Tahun 2021 yang mana salah satu syarat untuk menduduki penugasan sebagai kepala sekolah harus memiliki sertifikat guru penggerak.

“Bapak/ibu CGP yang saya banggakan Permendikbud Ristek Nomor 40 Tahun 2021 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah menjelaskan bagi para guru yang menjabat sebagai kepala sekolah harus memiliki sertifikat guru penggerak”, tegasnya di hadapan peserta lokakarya tersebut.

Ia menambahkan, pentingnya bagi para guru untuk terus meningkatkan ketrampilan membaca, menulis dan menghitung bagi peserta didik. Guru hendaknya memperhatikan kemampuan membaca anak-anak, kemampuan menulis hingga kemampuan berhitung anak didik.

“Bapak/ibu Calon Guru Penggerak hendaknya memperhatikan kemampuan membaca, menulis dan menghitung bagi peserta didik. Kenyataan yang saya temukan di lapangan masih banyak siswa yang memiliki kemampuan membaca dan menghitung yang sangat miris. Dan’ itu saya temukan di sekolah yang berada di kota Ruteng”, sebut Ndahur.

Sementara itu, Balai Guru Penggerak Nusa Tenggara Timur yang diwakili Marnia Yasin, S. Kom, salah satu staf BGP Provinsi Nusa Tenggara Timur yang hadir dalam kegiatan lokakarya tersebut menyampaikan Program Pendidikan Guru Penggerak merupakan bagian dari rangkaian Merdeka Belajar Episode kelima. Saat ini sudah ada 26 episode Merdeka Belajar dan Guru Penggerak adalah episode yang kelima. Sementara, sekolah penggerak merupakan episode yang ketujuh.

“Bapak/ibu Calon Guru Penggerak, Program Pendidikan Guru Penggerak merupakan bagian dari rangkaian Merdeka Belajar Episode kelima. Saat ini sudah ada 26 episode Merdeka Belajar dan Guru Penggerak adalah episode yang kelima, sementara sekolah penggerak merupakan episode yang ketujuh”, jelas Nia saat membuka Lokakarya Orientasi Tingkat Kabupaten Manggarai saat itu.

Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan seperti apa perjalanan Calon Guru Penggerak selama 6 bulan ke depan. Sehingga melalui kesempatan tersebut, dia memohon kepada para kepala sekolah untuk mengizinkan sehari dalam sebulan bagi CGP dari sekolahnya untuk mengikuti kegiatan lokakarya di Ruteng.

Selain itu, ada kegiatan pendampingan bagi bapak/ibu guru pengajar praktik.

“Selama 6 bulan ke depan para Calon Guru Penggerak akan belajar dengan model hybrid dan mereka nanti belajar tidak meninggalkan kelas atau sekolah.

“Untuk itu, melalui kesempatan ini, saya mohon izin kepada bapak kepala sekolah agar memberikan izin kepada CGP dari sekolah masing-masing untuk mengikuti kegiatan lokakarya seperti ini sebulan sekali, ya bapak/ibu. Begitu pun pengajar praktik akan ada pendampingan nantinya”, kata Nia.

Sementara itu, Koordinator Pengajar Praktik Angkatan X Kabupaten Manggarai, Stefanus Agming dalam sambutannya menyampaikan Program Pendidikan Guru Penggerak merupakan program unggulan Kemendikbud Ristek yang bertujuan untuk mengembangkan kepemimpinan dan pembelajaran di sekolah. Program ini dirancang untuk melahirkan guru-guru yang inovatif, kreatif, dan mampu memimpin perubahan di sekolahnya.

Peserta lokakarya orientasi di kelas A saat presentasi gambar diri/simbol diri ke teman kelasnya.

Mewakili rekan-rekan pengajar praktik angkatan X Kabupaten Manggarai, ia siap mendampingi para CGP dalam bingkai kolaborasi pengembangkan kepemimpinan dan pembelajaran melalui berbagai kegiatan seperti lokakarya, pendampingan individu, dan observasi pembelajaran.

“Sebagai koordinator pengajar praktik, mewakili 22 PP Angkatan X Kabupaten Manggarai, kami siap mendampingi CGP selama mengikuti program ini. Kami akan membantu bapak/ibu sekalian dalam mengembangkan kepemimpinan dan pembelajaran melalui berbagai kegiatan, seperti lokakarya, pendampingan individu, dan observasi pembelajaran,” janji beliau.

Kegiatan lokakarya orientasi program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan X Kabupaten Manggarai terbagi dalam 7 kelas.

Kegiatan tersebut berjalan lancar dan sukses.(red/*)

Bagikan