KUPANG, NTT PEMBARUAN.id-Keinginan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) untuk meningkatkan kehidupan ekonomi petani direspon secara serius oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT .
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Lucky Koli kepada pers di Ruangan Media Center Kantor Gubernur NTT, Senin (31/8/2020) berjanji, dinasnya akan berupaya maksimal untuk melakukan intervensi pada sektor hulu, sehingga produktivitas petani semakin meningkat. “Kita akan maksimalkan musim tanam dua dari April –September untuk menanam 10 ribu hektar tanaman jagung guna mendukung program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS), dengan tujuan untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan mengubah kultur petani yang kurang optimal memanfaatkan musim tanam dua,”kata Lucky.
Lucky , yang didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius dan Kabag Pers, Dokumentasi, Pengelolaan Pendapat Umum dan Perpustakaan, Diani Ledo menyebutkan, lahan yang sudah diolah sampai saat ini sebesar 1.400-an hektar tersebar di 16 kabupaten di NTT, dan ditargetkan Tahun 2021 sekitar 40 ribu hektar lahan yang akan ditanami jagung.
Untuk menyukseskan program itu, pihaknya sedang melakukan konsolidasi dengan para bupati di seluruh NTT.“Kita sudah konsolidasi dengan para bupati di wilayah Sumba untuk mempersiapkan perlahan-lahan dan menentukan siapa petani yang terlibat dalam program ini serta lahannya di mana.
Ia targetkan, Desember 2020 sudah ditetapkan para petani dan lahan yang akan ditanam, sehingga tim teknis akan turun untuk melihat ketersediaan lahan yang ada, karena musim tanam akan ditutup pada Juni 2021.
Selanjutnya, Mantan Kepala Bappelitbangda NTT itu mengatakan, Pemerintah Provinsi NTT serius dalam mendesain program dan merangsang masyarakat agar tetap berada di lahan pertanian.Hal ini dilakukan dengan mengoptimalisasikan sumber daya yang dimiliki. Benih termasuk pupuk dan sarana produksi harus sudah berada di tangan petani paling lambat Maret tahun depan.
Kata Lucky, Pemerintah Provinsi NTT akan lebih banyak berada di hulu, supaya masyarakat petani bisa mempersiapkan sarana produksi, pupuk, benih dan alat-alat pertanian yang dibutuhkan oleh masyakakat.
“ Minggu depan, sudah disetujui oleh Gubernur NTT, dan kita akan mendistribusikan lewat kapal laut termasuk 60 unit traktor. 10 unit ke Sumba, 18 unit ke Flores dan sisanya ke Pulau Timor dan pulau-pulau lainnya di NTT. Semuanya ini dipakai untuk mengolah lahan petani secara gratis. Begitu juga alat mesin untuk panen akan didistribusikan ke kabupaten,” jelas Lucky.
Terkait persoalan sumber daya air, Lucky telah berkoordinasi dengan dinas teknis, dalam hal ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) NTT akan membangun sekitar 500 sumur dalam bentuk bantuan sosial. Dimana, masyarakat sendiri yang akan membuat sumur-sumur tersebut, sedangkan tim teknis akan menilai kelayakannya.
Sementara anggaran penggalian sumur sendiri disiapkan sebesar Rp 50 juta/sumur, yang akan dimanfaatkan untuk pertanian dan peternakan serta usaha lainnya.
“Melalui upaya ini semua, kita harapkan petani bisa mengubah pola produksi holtikultura. Menanam tanaman holtikultura seperti sayur , cabe,tomat dan lain sebagainya setiap bulan. Kita desain supaya setiap kabupaten/kota bisa memproduksi tanaman holtikultura untuk setiap jenisnya di atas lahan sekitar 40 –50 hektar, sehingga suplay untuk pasar selalu tersedia sepanjang tahun. Nilai ekonomis untuk masyarakat juga akan meningkat. Demikian juga untuk tanaman perkebunan seperti kopi, kakao, jambu mente dan kelapa akan ditingkatkan produksinya,”urainya.
Lucky juga mengakui, keterlibatan swasta di sektor hilir masih menjadi kendala dalam meningkatkan nilai ekonomis petani. “Konsepnya, kita akan bekerja sama dengan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) agar bisa menjalankan fungsi colecting dan distribusi. Lembaga ini kan punya uang, modal usaha dan sumber daya, sehingga bisa kerjasama dengan pihak ketiga atau melemparkan langsung ke pasar. Dengan demikian, peran sektor pertanian akan tampak dalam meningkatkan ekonomi masyarakat petani,” jelas dia.
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol NTT, Dr.Jelamu Ardu Marius mengatakan, pola bertani masyarakat NTT yang masih tradisional akan diintervensi oleh Pemerintah Provinsi NTT dengan mekanisasi dan program-program strategis, terutama di wilayah-wilayah yang penduduk miskinnya masih tinggi.
“Kita tahu sektor pertanian ini merupakan salah satu sektor yang terus bertumbuh positif serta memiliki sumbangsih besar untuk pertumbuhan ekonomi di masa-masa sulit seperti sekarang ini akibat pandemi Covid-19. Gubernur dan Wakil Gubernur sangat serius memajukan pertanian sebagai rantai pasok utama untuk sektor pariwisata menjadikan para petani NTT sejahtera,” beber Mantan Kadis Pariswisata dan Ekonomi Kreatif NTT itu. (ade/*)