KUPANG, NTT PEMBARUAN.id- Dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Basarnas ke-48 Tahun 2020, Kantor Basarnas Pusat mencanangkan 30.000 tenaga potensi SAR yang terlatih dari Sabang sampai Merauke, dan dari Miangas sampai Pulau Rote.
“Untuk Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat porsi, 200 orang tenaga potensi SAR. Angkatan I sudah 52 orang yang berhasil dan masih kekurangan 148 orang lagi untuk memenuhi kuota 200 orang Tahun ini. Setelah 200 orang ini jadi, kami akan bersinergi dengan Pemda agar bisa mendapatkan solusi bagi teman-teman yang sudah mendapatkan training potensi SAR,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang, Emi Frizer,S.E,M.M kepada wartawan usai Upacara Peringatan HUT Basarnas ke-48 di Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang, Jumat (28/2/2020).
“Di NTT, kita baru memiliki 2 Kantor SAR. Kita bagi atas dua gugusan pulau besar, yaitu Pulau Flores dan Pulau Timor. Flores mulai dari Labuan Bajo,Kabupaten Manggarai Barat hingga Flores Timur (Flotim), Lembata dan Alor dikafer oleh Kantor SAR Maumere. Sedangkan, Timor, Rote, Sumba, dan Sabu dikafer langsung oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang,” sebut Emi.
Terkait anggaran, kata dia, selama ini bersumber dari APBN yang disalurkan melalui Basarnas Pusat. “Kami hanya mendapat mandat untuk membina potensi-potensi SAR yang berbasis masyarakat. Kita membina mereka dalam bentuk pelatihan kemudian diberikan sertifikasi sebagai bentuk pengakuan,”tukas dia.
Setelah itu, pihaknya akan mengajak Pemda untuk bersama-sama membina mereka menjadi anggota SAR. “Nanti, kami terus berkomunikasi dengan Pemprov NTT sebagai pemegang regulasi tertinggi untuk ditindaklanjuti hingga ke tataran pemerintah kabupaten/kota di NTT. Kolaborasi dan sinergi itulah yang harus dibangun ke depan. Walaupun kita memiliki alat, tetapi kalau tenaga terbatas maka bisa dibantu oleh teman-teman dari instansi lain yang berpengalaman dalam hal tersebut. Karena itu, kita harus membangun sinergi mulai dari pejabat paling atas hingga bawahan,”pungkasnya.
![](https://nttpembaruan.com/wp-content/uploads/2020/02/FormatFactoryIMG-20200228-WA0024.jpg)
Menjawab wartawan soal korban terbanyak yang diberikan pertolongan oleh Tim SAR selama ini, kata Emi, lebih banyak di wilayah perairan, terutama berkaitan dengan angkutan masal. Dicontohkannya, kasus yang terjadi di Alor, dimana 56 orang korban tenggelam. Dari jumlah itu, 42 orang selamat dan 14 orang lainnya dinyatakan meninggal dunia.
Kondisi seperti itu, menurut dia, perlu keterlibatan instansi terkait. Misalnya, kejadian di Alor walaupun masuk dalam wilayah kerja Kantor SAR Maumere, tetapi Kantor SAR Kupang juga langsung melakukan back up. Jadi, harus ada kolaborasi, kata Emi. (ade)