LABUAN BAJO, NTT PEMBARUAN.com– Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) St. Ignatius Loyola Labuan Bajo menggelar acara English Competition dengan tema “Be A Hero Literacy and Digital Era In Super Priority Tourism Destination” yang digelar pada Jumat, 19 November 2021 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Provinsi NTT.
Kepala SMAK St. Ignatius Loyola Labuan Bajo, Pater Agustinus Susanto Naba, SVD menjelaskan, bahwa kegiatan English Competition ini digelar sebagai rangkaian dari acara untuk menyambut Hari Ulang Tahun PGRI, Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021 dan Hari Pahlawan, 10 November 2021.
” Dalam dua bulan ini kita ada dua kegiatan, namun karena situasi Covid-19, kita putuskan untuk gelar dalam satu hari yang dilaksanakan hari ini, Jumat (19/11/2021),” kata Pater Agustinus.
Ia menjelaskan bahwa English Competition ini sebetulnya untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam bidang Bahasa Inggris. Pentingnya peningkatan SDM siswa karena status pariwisata Labuan Bajo yang berada pada level super prioritas.
“Kita mau supaya siswa/i yang ada ini mempersiapkan diri dalam rangka status Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super premium. Artinya kalau menurut saya sekolah punya andil dalam menyambut wisata super premium berkaitan dengan SDM. Perwakilan dari semua jurusan dua orang ada yang storytelling dan speech, jumlah peserta 46 orang dan jurinya ada 6 orang kemudian jurinya dari luar SMAK,” sebut Pater Agustinus.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana sekaligus inisiator perancang acara, Sipryanus Safardi, S.Pd menjelesakan, untuk menyukseskan acara tersebut, pihak panitia harus mempersiapkan waktu sekitar dua minggu untuk membimbing siswa agar para peserta bisa tampil maksimal dan menguasai materi speech dan story telling. “Paling tidak kita persiapkan waktu dua minggu untuk melatih anak-anak agar mereka tampil maksimal,” ujarnya.
Ia menyebutkan, ada 46 peserta yang ikut dalam acara tersebut yang mewakili semua jurusan dan kelas masing- masing dari semua tingkatan.
Dari 46 siswa, hanya 45 siswa yang ikut dibagi dalam dua kelompok yakni 23 orang menyampaikan cerita atau story telling dan 22 siswa lainnya berpidato. Ada enam orang juri yang menilai masing – masing bidang.(fon)