Sabuna : Jangan Takut Jadi Petani di NTT

KUPANG, NTT PEMBARUAN.com-Kepala Bidang Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Demarce M. Sabuna, saat jumpa pers di Kantor BPS NTT, Kamis (1/11/2018)  mengingatkan para petani untuk tidak boleh takut menjadi petani di NTT karena nilai tukar petani (NTP) bulan Oktober 2018 mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen.

NTP bulan Oktober 2018 sebesar 107,49 persen. Artinya, kata dia, bahwa daya beli atau daya tukar petani lebih baik dibandingkan dengan pengeluarannya. NTP Oktober 2018 naik 0,13 persen jika dibandingkan dengan NTP September 2018.

Perhitungan NTP di NTT mencakupi lima subsektor, yakni  109,91 untuk subsektor tanaman padi/palawija (NTP-P), 103,76 untuk subsektor hortikultura (NTP-H), 106,66 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR), 108,09 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt), dan 109,31 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi).

Dapat disimpulkan, bahwa tingkat kemampuan atau daya beli dan daya tukar (term of trade) petani di pedesaan meningkat. Hal ini disebabkan pendapatan petani meningkat lebih besar dibanding pengeluaran petani.

Lebih lanjut, Sabuna mengatakan, di daerah pedesaan terjadi inflasi pada bulan Oktober 2018 sebesar 0,61 persen. Seluruh subkelompok mengalami inflasi. Faktor pemicunya adalah adanya peningkatan konsumsi masyarakat pada seluruh subkelompok.

Ekspor Naik

Sementara ekspor September 2018 US$ 1.644.696, naik sebesar 5,35 persen.  Share  terbesar migas berupa bahan bakar mineral (27) senilai US$ 299.292 dan non migas berupa kendaraan dan bagiannya (87) senilai US$ 266.200 dengan negara tujuan Timor Leste.

Ekspor September 2018 dengan rincian, bahan bakar mineral (27) senilai US$ 299.292, kendaraan dan bagiannya (87) senilai US$ 266.200, garam, belerang, kapur (25) senilai 238.078, perabot, penerangan rumah (94) senilai US$ 178.269, minuman (22) senilai US$ 85.503, lainnya senilai US$ 577.354 dengan total US$ 1.644.696.

Sementara, share terbesar impor bulan September 2018, yakni mesin atau peralatan listrik (85) senilai US$ 15.232.492 dengan negara asal impor adalah Finlandia, Malaysia, dan Timor Leste.(ade)

Bagikan