Ribuan Warga Translok Akan Duduki Kantor Bupati dan Nakertrans Mabar  

LABUAN BAJO, NTT PEMBARUAN.id — Warga Transmigrasi Lokal (Translok) Desa Persiapan Golo Tanggar, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Provinsi NTT mendesak Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi segera menyerahkan ratusan sertifikat tanah milik 200 KK warga Translok.

Hal itu disampaikan Tokoh Masyarakat Translok, Bernadus Sandur pada Senin, 28 Februari 2022.

Ia menjelaskan, bahwa sudah 20 tahun lebih sertifikat itu disimpan di Pemda Mabar dan tidak menyerahkan kepada masyarakat Translok sebagai pemiliknya.

Rincian sertifikat tanah yang masih disimpan di Pemda Mabar, yakni lahan pekarangan 10 KK, lahan usah satu (LU-I) 65 KK dan lahan usaha dua (LU-II) 200 KK.

“Kami tidak tahu apa alasan Pemda tidak memberikan sertifikat itu. Sampai saat ini tidak ada penjelasan dari Pemda, sehingga mereka tidak menyerahkan sertifikat itu. Ada apa dengan Pemda,” tanya dia.

Di tengah Manggarai Barat yang gempar dengan kasus tanah dan mafia tanah, Pemda Mabar diharapkan segera menyerahkan sertifikat tanah tersebut kepada 200 KK warga Translok. Jika, tidak, maka akan ada kelompok yang mengatas nama ulayat, pemilik tanah, atau pun kelompok lain yang mengklaim tanah yang sudah menjadi hak milik warga Transmigrasi karena sudah memiliki sertifikatnya.

Ia berharap, Pemda Mabar belajar dari peristiwa hukum sebelumnya yakni untuk tidak mempercayai begitu saja apa yang dikatakan orang. Melainkan percaya pada fakta hukum dan bukti kepemilikan yaitu sertifikat hak milik.

“Ingat Translok itu program strategis nasional. Karena itu pengadaan lahan, rumah, dan sampai dengan penerbitan sertifikat itu dilakukan oleh pemerintah pada saat itu. Kami sebagai warga transmigran hanya menerima,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa jika dalam bulan Maret ini Pemda Mabar tidak menyerahkan sertifikat tersebut maka ribuan warga Translok akan menduduki Kantor Bupati Mabar dan Kantor Nakertrans Mabar sampai sertifikat itu diserahkan.

“Kami sudah muak dengan retorika palsu dari pemerintah maka kami sudah sepakat dan satu komando untuk menduduki Kantor Bupati Mabar dan Kantor Nakertrans Mabar. Apa pun yag terjadi. Biarkan pemerintah pusat melihat aksi kami. Kami sudah melakukan konsolidasi masa,” ungkapnya.(fon)

Bagikan