Menjelang Pemilu 2024, KPU NTT Sosialisasikan Pendidikan Pemilih 

KUPANG, NTT PEMBARUAN.id- Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyosialisasikan pendidikan pemilih kepada masyarakat.

“Untuk meminimalisir golput pada Pemilu 2024, pentingnya sosialisasi pendidikan pemilih, kata Ketua KPU Provinsi NTT, Thomas Dohu kepada media ini di Kantor KPU NTT, Jumat (8/9/2023).

“Tantangan Pemilu kita di NTT yang pertama memang wilayah kita adalah wilayah kepulauan.

Kedua, adalah waktu pelaksanaan Pemilu 2024 nanti pada musim hujan,” sebut Thomas.

Bagi dia, Pemilu itu hak kedaulatan politik warga negara.

Kalau itu menjadi hak kedaulatan politik masyarakat maka secara sadar datang menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang ada.

“Sebagai penyelenggara, kami diberi tugas untuk menyebarluaskan informasi tentang Pemilu dan melakukan sosialisasi pendidikan pemilih,” tukasnya.

Sasaran sosialisasinya pada lokasi-lokasi yang partisipasinya rendah berdasarkan data Pemilu 2019.

Berikutnya, pilihan segmen Pemilu yaitu pemilih pemula, pemilih perempuan, pemilih kota, pemilih desa, dan pemilih dengan latar belakang pekerjaan.

Misalnya, untuk pemilih pemula mereka harus lebih tahu informasinya termasuk pemilih yang jauh dari akses kota dan para pekerja tertentu seperti nelayan.

Kalau semua menyadari bahwa Pemilu itu adalah hak kedaulatannya dan berguna untuk bangsa Indonesia 5 tahun ke depan, ia optimis, masyarakat dengan sadar menggunakan haknya pada hari H pencoblosan.

Metode sosialisasi yang digunakan KPU seperti tatap muka, dan melalui media sosial.

“Kita punya podcast. Sekarang edisi ke-15, edisi ke-14 lalu, kita optimalkan anak-anak yang magang di sini. Kita melakukan sosialisasi pendidikan pemilih, sehingga mereka juga membantu menyebarluaskan. Kita punya tiktok, facebook twitter, instagram untuk menyebarkan informasi dan sosialisasi,” paparnya.

Ia juga mendorong para peserta Pemilu seperti partai politik dan semua elemen masyarakat  untuk sama-sama mengajak orang datang ke TPS.

Begitu juga pemerintah dari struktur yang paling tinggi sampai RT/RW, ia mengimbau, untuk sama-sama mengajak orang datang ke TPS.

“Desain TPS, kita maksimal pemilihnya itu 300 setiap TPS. Itu berarti penempatan TPS itu sudah semakin dekat dengan rumah-rumah pemilih.  Pastikan TPS itu harus nyaman, bebas banjir dan ramah terhadap pemilih disabilitas. Di bulan ini, kami membangun gerakan ramah pemilih disabilitas. Program ini nantinya menggerakan seluruh desa se-NTT. Nanti, petugas kami di kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan akan mengunjungi rumah-rumah pemilih disabilitas. Kasih tunjuk kepada mereka (kaum disabilitas,red) nama anda (petu gas,red) sudah kami catat dan mengajak untuk datang ke TPS,” terang Thomas.

Sementara, jumlah TPS yang akan disiapkan sebanyak 16.746 TPS tersebar di 22 kabupaten/kota, 315 kecamatan, 3.442 desa/ kelurahan di NTT.

Berdasarkan pengalaman Pemilu 2019, kata Thomas, target nasional angka partisipasi pemilih 77,5 persen, tapi realisasinya naik 80,3% atau naik di atas target.

“Harapan kita pada Pemilu 2024 sama angka partisipasinya 80-an persen.

Kita perkuat sosialisasi dengan melibatkan semua pihak,” tandasnya.

“Harapan kita semua orang datang ke TPS. Tapi, kalau ada force mayor, ya bisa Pemilu ulang dan  Itu sudah ada aturannya,” pungkas dia. (red)

Bagikan