Program 100 Hari Semuel Haning, Benahi Organisasi PGRI NTT

KUPANG, NTT PEMBARUAN.id- Samuel Haning, Ketua BPH PB PGRI NTT berkomitmen 100 hari setelah pelantiknya akan melakukan pembenahan organisasi PGRI NTT.

Ketua BPH PB PGRI NTT terlantik, Dr. Semuel Haning, S.H., MH, C.Me, C.Parb,  dalam sambutannya berkomitmen dan berjanji tugas 100 hari setelah pelantikan sebagai ketua terpilih dan seluruh jajaran pengurus akan melaku pembenahan organisasi PGRI NTT dan Kabupaten/Kota semakin eksis ke depan. Pelantikan tersebut berlangsung di halaman Kampus Univertas PGRI 45 NTT, Jumat (8/9/ 2023).

Berawal dari ungkapan hati terima kasih atas kepercayaan pengurus kabupaten/ kota dan juga dari Ketua Pengurus Besar (PB) PGRI Pusat untuk menetapkan beliau bersama pengurus lainnya sambil memberikan keyakinan organisasi tersebut akan semakin eksis ke depan.

“Saya janji bersama pengurus bahwa 100 hari kedepan, akan kami menyelesaikan seluruh pengurus, sekali lagi pengurus PGRI yang ada di kabupaten yang belum jelas legitimasi kepengurusannya kami akan selesaikan,” tegasnya.

“Apabila ada orang-orang yang membuat para guru yang dizolimi, kami pengurus garda terdepan untuk menyelesaikanya,” tandasnya.

Organisasi guru sebagai wadah yang memayungi para guru, lanjut dia, selama ini belum optimal fungsi dan perannya.

Ia contohkan satu kasus di Kabupaten Sikka, ada guru-guru yang punya hak-haknya dizolimi dan mereka berjuang sendiri, tanpa didampingi oleh wadah organisasi guru. Karena itu, dirinya mengaku sangat prihatin.

” Jangan ada lagi para guru berjuang sendiri masalahnya dan apabila ada masalah maka kita akan berdiri bersama-sama berjuangnya,” tukas dia.

Selama ini ada guru-guru juga dilakukan gerakan-gerakan kriminal oleh orangtua, bahkan oleh muridnya sendiri.

Ia menceritakan ada peristiwa seorang guru yang dilaporkan kepolisi dan statusnya sebagai tersangka.

“Ketika saya mendengar hal ini, saya inisiatif menelepon kepala kepolisian agar yang bersangkutan dapat diselesaikan dengan baik dan tidak diproses hukum,tutur Haning.

“Dalam hati dan pikiran saya, tentu saja tugas guru itu sangat mulia perlu dibantu. Akhirnya persoalan tersebut diselesaikan secara keluarga. Nah, ini tugas dan tanggungjawab kita bersama,” ungkap Haning.

Sementara Pengurus Besar (PB) PGRI, Prof.Dr.Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc.,M.B.A.,M.Phil.,MA menyampaikan

terima kasih kepada Tuhan ketua terpilih yang telah mengingatkan semua pihak, apa sebenarnya fungsi organisasi ini. “Kita berada di sini karena guru-guru kita, kita berada di sini karena ingin melanjutkan kerja guru-guru kepada generasi-generasi berikutnya, dan dalam menjalankan tugas itu banyak sekali guru-guru kita yang mengalami banyak hambatan, tantangan. Seorang guru bukanlah malaikat, dia adalah manusia yang penuh dengan keterbatasan dan kekilafan.”ungkapnya.

 “Sebagai seorang makhluk sosial harus selalu berada di depan jika ada teman-teman kita yang mengalami masalah, seperti yang tadi dicontohkan oleh bapak ketua kita. Waktu saya masuk Kota Kupang dari pagi bersama Pak Dudung dan Pak Wase, kita disambut dengan kata-kata yang khas Kupang. Kupang adalah kota kasih. Apa artinya? Artinya, semua persoalan yang kita alami sesulit apapun persoalan itu harus kita selesaikan dengan kasih,”sebutnya.(yos/*)

Bagikan