KUPANG, NTT PEMBARUAN.id – Hingga Maret 2024, jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggara Timur mencapai 1.128 juta orang.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur (BPS NTT), Matamira B. Kale, S.Si., M.Si kepada wartawan di Aula BPS NTT, Senin (1/7/2024).
Jumlah ini turun 13,54 ribu orang di bulan Maret 2023 dan turun 21,6 ribu orang pada September 2022.
Yang menjadi penghambat penurunan angka kemiskinan selama Maret 2023 – Maret 2024 adalah kenaikan harga komoditas pokok seperti beras sebesar 18,76 persen, telur ayam ras sebesar 18,58 persen dan gula pasir sebesar 14,34 persen.
Persentase penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2024 sebesar 8,57 persen, menurun dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 9,12 persen.
Sementara itu, persentase penduduk miskin di pedesaan pada Maret 2024 sebesar 23,41 persen, menurun dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 23,76 persen.
Garis kemiskinan pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp 527.275/kapita/bulan dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp 403.922,00 (76,61 persen) dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp 123.353,00 (23,39 persen).
Pada Maret 2024, rata-rata rumah tangga miskin di Provinsi NTT memiliki 5,75 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga secara rata-rata adalah sebesar Rp 3.031.831-/rumah tangga miskin/bulan. (ris)