MBAY, NTT PEMBARUAN.id – Jumat, 19 Mei 2023, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat mengunjungi Kampung Wisata Nunungongo, nominator API 2023.
“Kita bersyukur bahwa pariwisata Nusa Tenggara Timur terus berkembang maju. Kemarin kita ditunjuk sebagai tuan rumah KTT ASEAN SUMMIT ke-42 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat membuat sebuah lompatan yang sangat jauh dan nanti kedepannya akan hadir banyak wisatawan yang akan datang di Pulau Flores. Ini karena Labuan Bajo begitu dikenal dan titiknya ada di Pulau Flores ini, sehingga dampaknya tidak hanya di Labuan Bajo saja, tetapi juga sebagian besar daerah di Nusa Tenggara Timur khususnya di Pulau Flores. Karena itu, tidak ada pilihan lain buat kita untuk terus berbenah agar kita mampu memberikan yang terbaik, pelayanan yang terbaik dan maksimal”, kata disampaikan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat mengunjungi Kampung Adat Nunungongo di Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, Jumat (19/5/2023).
Kunjungan kerja Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat di Kabupaten Nagekeo kali ini diawali dengan mengunjungi Kampung Adat Nunungongo di Kecamatan Aesesa Selatan, yang mana kampung adat tersebut masuk dalam 10 (sepuluh) nominasi Anugrah Pesona Indonesia (API) Award Tahun 2023.
Gubernur VBL mengatakan, untuk mencapai pasar pariwisata yang maksimal, harus ada rencana kerja pariwisata yang baik, air bersih harus ada bahkan airnya harus air sehat dan siap minum. “Bagaimana melestarikan lingkungan, menjaga kebersihan tidak buang sampah sembarangan, puntung rokok, sampah plastik dan bekas permen itu juga tidak boleh ada, toiletnya harus bersih dan tidak berbau, menyiapkan lahan parkir yang memadai, menyiapkan makanan tradisional yang baik dan sehat. Semua itu harus menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan, ruang lingkup budaya itu tetap dijaga dan harus dilestarikan tetapi pelayanannya harus menjadi sebuah pelayanan yang sangat maju,” urainya.
Kata Gubernur VBL, kulitnya tradisionil tetapi pelayanannya pelayanan modern.
“Jadi, jangan standarnya itu juga ikut tradisionil, model melayaninya, cara pakainya segala macam tarian boleh tradisionil tetapi orang makan dan makanan yang disajikan itu harus dengan standar higienis, standarnya harus modern, kita harus bisa berpikir jauh kedepan, mereka (wisatawan,red) yang datang itu datang dari berbagai bangsa dan budaya yang berbeda karena itu mereka melihat budaya kita itu indah, tetapi jangan sampai mereka makan, mereka sakit perut, nah itu juga tantangan buat kita,” ingat beliau.
Bukti otentik bahwa rumah adat ini juga sudah ada sekitar 500 tahun itu juga harus ada buktinya, situsnya dan catatan-catatanya yang dapat menjadi sebuah catatan sejarah harus ada, narasinya harus jelas.
“Jangan hanya kita cerita saja, tetapi bukti tidak ada,”tutur dia.
Gubernur VBL mengajak seluruh masyarakat NTT untuk mendukung Kampung Adat Nunungongo di Kabupaten Nagekeo agar lolos masuk nominasi juara Anugerah Pesona Indonesia 2023 kategori Kampung Adat dan vote-nya mulai 1 juni 2023.
“Mari kita beri dukungan sepenuhnya bagi Kampung Adat Nunungongo Kabupaten Nagekeo, yang saat ini sudah masuk 10 besar nominasi API Award 2023. Saya mengajak seluruh warga Nusa Tenggara Timur dimana saja berada, mari beri dukungan untuk Kampung Adat Nunungongo di Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT untuk lolos masuk nominasi juara Anugerah Pesona Indonesia 2023 Kategori Kampung Adat mulai 1 Juni 2023,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do menyampaikan terima kasih kepada Gubernur NTT yang menyempatkan waktu mengunjungi Kabupaten Nagekeo dan tempat pertama yang dikunjungi adalah Kampung Wisata Nunungongo yang tahun ini diikutkan dalam Anugerah Pariwisata Indonesia (API) Award dan kampung ini masuk dalam 10 besar dan nanti pada bulan Juni sampai dengan September 2023 Votenya dilaksanakan.
“Tahun lalu kita juga sudah ikut API untuk Branding Nagekeo. Jadi, Nagekeo dengan tulisan dan simbolnya itu sudah punya branding. Kita sudah bisa mengklaim resmi diakui negara Nagekeo The Heart Of Flores,” ungkap orang nomor satu di Nagekeo itu.
Nagekeo juga mengikutsertakan atraksi budaya.
“Kami punya kampung yang sudah tercatat, punya ritual tinju tahunan sebanyak 31 kampung dimulai dari akhir Januari sampai dengan awal Desember dengan ritual tinju ini di 31 kampung dan baru beberapa kampung saja yang jadwal ritual tinjunya sudah bisa kami masukan dalam kalender, yang lainnya belum bisa karena mereka masih punya perhitungan bulan,” sebut Bupati Don Bosco.
“Di bidang pendidikan dasar dalam dampingan inovasi dan para mitra kami memfokuskan pada tiga kelas awal, dan kita memperbaiki literasi yang sedang berjalan sekarang adalah seleksi para guru,”paparnya.
Hadir saat itu,Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja, Pimpinan DPRD Kabupaten Nagekeo bersama Anggota, Forkopimda Kabupaten Nagekeo, para Asisten Setda Kabupaten Nagekeo, Pimpinan Perangkat Daerah Kabupaten Nagekeo, Para Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Pimpinan TNI/Polri di Kabupaten Nagekeo dan semua masyarakat adat sekitarnya.
Turut mendampingi Gubernur NTT, Wakil Ketua DPRD Provinsi NTT, Christ Mboeik, Staf Khusus Gubernur NTT Bidang Komunikasi Publik, Pius Rengka, Staf Ahli Gubernur, dr. Meserasi Ataupah, Kadis Sosial Provinsi NTT, Yosef Rasi, Kadis Pertanian Provinsi NTT, Lecky Frederick Koli, Kepala BPBD Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT, Prisilia Parera.(Biro Apim NTT/red)