KUPANG, NTT PEMBARUAN.id- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat, pertumbuhan ekonomi NTT pada Tahun 2019 lalu mencapai sebesar 5,20 persen.
Hal itu dipaparkan Kepala BPS Provinsi NTT, Darwis Sitorus, S.Si, M.Si saat menyampaikan press release pertumbuhan ekonomi NTT Tahun 2019 kepada wartawan dan dinas terkait di Ruang Rapat Lantai II BPS Provinsi NTT, Rabu (5/2/2020).
Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan industri pengolahan sebesar 9,14 persen. Sedangkan, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen konsumsi rumah tangga sebesar 5,40 persen.
Ekonomi NTT triwulan IV-2019 tumbuh sebesar 5,32 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada Tahun 2018 . Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha konstruksi sebesar 8,18 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang bertumbuh sebesar 5,02 persen. Ekonomi NTT triwulan IV—2019 mengalami pertumbuhan sebesar 2,21 persen dibandingkan dengan triwulan III-2019.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 19,46 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen konsumsi pemerintah sebesar 13,29 persen.
Struktur ekonomi NTT pada Tahun 2019 masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi sebesar 28,00 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, masih didominasi konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 71,93 persen.
ITK NTT Triwulan IV-2019, 118,58
Sementara Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan IV-2019, lanjut Darwis, secara umum kondisi ekonomi dan tingkat optimisme konsumen NTT mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya.
ITK pada triwulan IV-2019 sebesar 118,58. Artinya, kondisi ekonomi dan tingkat optimisme meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Kondisi ini didorong oleh peningkatan pendapatan rumah tangga (nilai indeks sebesar 125,82), dimana pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi menurun dengan nilai indeks sebesar 111,76 dan peningkatan volume konsumsi (nilai indeks sebesar 109,97).
Seluruh provinsi di Indonesia mengalami peningkatan kondisi ekonomi dan optimisme konsumen, dan provinsi yang memiliki nilai ITK tertinggi adalah NTT dengan nilai indeks 118,58, sedangkan provinsi yang memiliki ITK terendah adalah Kepulauan Bangka Belitung dengan nilai indeks 100,50.
Nilai ITK NTT pada triwulan I—2020 diperkirakan sebesar 97,01. Artinya, kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan menurun, dengan tingkat optimisme konsumen diperkirakan menurun dibandingkan triwulan IV-2019 dengan nilai ITK sebesar 118,58. (ade)