KUPANG, NTT PEMBARUAN.id- Senin, 6 Januari 2020 , Wali Kota Kupang, Dr. Jefri Riwu Kore telah melantik Johanis Silvester Ottemoesoe, sebagai Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kupang selama tiga tahun ke depan, terhitung sejak 2020—2023.
“Saya percaya di tangan Johanis Silvester Ottemoesoe bisa menjawab krisis air bersih yang terjadi di Kota Kupang selama ini. Saya percaya di tangan pak Johanis, Kota Kupang akan berlimpah air ke depan,” harap Jefri Riwu Kore saat melantik Johanis Silvester Ottemoesoe di Ruang Garuda Kantor Wali Kota Kupang, Senin (6/1/2020).
Menurut dia, salah satu persoalan yang dihadapi di Kota Kupang hingga hari ini adalah krisis air bersih. “Oleh karena itu, saya minta Direktur PDAM Kota Kupang, Johanis Silvester Ottemoesoe untuk mengambil langkah-langkah penyelesaiannya, sehingga masalah kekurangan air bersih ini segera teratasi,”kata Mantan Anggota DPR RI dari Partai Demokrat ini.
Kata dia, sebelum dirinya menahkodai Kota Kupang, PDAM Kota Kupang hanya mengelola air bersih dengan kekuatan 89 liter/detik. Dimasa kepemimpinannya, ia berusaha untuk bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang melalui PDAM Kabupaten Kupang, sehingga bisa bertambah 130 liter/detik.
Menurut catatannya, untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi Warga Kota Kupang idealnya membutuhkan 800–825 liter/detik, namun yang dimiliki saat ini baru 130 liter/detik. Untuk mmenuhi kebutuhan itu, maka solusi yang pertama adalah perlu dibangunnya Bendungan Kolhua.
Ia menyebutkan, ada 4 sumber mata air permukaan di Kota Kupang yang belum dimanfaatkan, yakni sumber mata Air Kolhua, Air Liliba, Air Kali Dendeng, dan Air Sagu. Dari hasil lobi dengan Pemerintah Pusat (Pempus) di Jakarta yang telah mendapatkan lampu hijau, menurut dia, Bendungan Kolhua, dan alternatifnya Air Liliba.
Kalau Bendungan Kolhua jadi dibangun, maka kali Liliba batal. Tetapi, kalau tahun depan Kolhua tidak dibangun, maka sebagai penggantinya adalah Air Liliba, kata politisi Demokrat ini.
Tahun ini, Kota Kupang mendapatkan dua sumber mata air, yakni air kali Dendeng, dengan kekuatan sekitar 300 liter/detik, dan Air Sagu, 50 liter/detik. Untuk membangun Kali Dendeng, ujar dia, tidak cukup mengandalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Kupang yang besarannya berkisar antara Rp 170 miliar – Rp 200 miliar per tahun.
Karena itu, ia membutuhkan dukungan pendanaan dari Pempus, sehingga sumber air dari Kali Dendeng bisa dikelola tahun ini, minimal 150 liter/detik dari kekuatan debit 300 liter/detik.
“Doakan kita, supaya Kali Dendeng itu bisa dikelola secara baik minimal 150 liter/detik, sehingga Kota Kupang tidak kekurangan air lagi. Ini menjadi catatan penting bagi kita. Kita juga tidak hanya bersandar pada bantuan Pempus, tetapi peluang yang sangat besar ada di tangan Direktur PDAM Kota Kupang ini,”harapnya. (ade)