KUPANG, NTT PEMBARUAN.id- Tema Perayaan Natal Oikumene Keuskupan Agung Kupang, Gereja Masehi Injili di Timor dan Denominasi Kristen lainnya bersama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Tahun 2019 “Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang”.
Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Dr.Mery L.Y.Kolimon dalam refleksi Natal bersama Oikumene Tingkat Provinsi NTT di Gereja St. Yoseph Pekerja Penfui Kupang, Jumat (3/1/2020) mengatakan, sahabat adalah orang yang dipercayai.
“Kita mungkin punya banyak teman di sekolah, di gereja, di lingkungan tempat kita bekerja. Tetapi, tidak semua teman itu adalah sahabat kita. Sahabat menunjukkan pada pertemanan atau relasi yang lebih dalam. Dalam persahabatan ada rasa saling percaya. Sahabat adalah orang yang kita percayai, rahasia pun rela kita bagi padanya. Karena kita tahu, bahwa dia sungguh dapat memahami kita dan mau mengerti keadaan kita,walaupun belum tentu dia mengetujui pilihan-pilihan kita,”urainya.
Pendek kata, lanjut dia, seseorang yang disebut sahabat harus berani menjadikan dirinya sendiri, dan tampil apa adanya, tanpa memakai polesan. “Sahabat adalah orang yang mengasihi kita dalam suka dan duka. Mendukung kita tanpa pambrih, dan bersedia berkorban bagi kita karena sahabat adalah anugrah Tuhan. Seorang sahabat sejati tanpa rasa iri hati atas keberhasilan kita. Seorang sahabat akan menangis bersama ketika kita gagal. Dia menegur dengan jujur ketika kita salah, ketika jatuh dan bersalah. Saat kita mengalami kondisi buruk, dia selalu menguatkan kita untuk jangan putus asa, dan berusaha untuk mencari solusi demi kebaikannya. Sahabat sejati adalah karunia dalam hidup,”kata Pdt. Kolimon.
“Pertanyaaannya, bisakah kita menjadi sahabat semua orang? Bisakah kita menjadi sahabat semua orang yang melakukan kejahatan terhadap kita, atau dapatkah kita menjadi sahabat bagi lawan politik kita ?,”tanya Pdt. Kolimon sebagai bahan refleksi dalam perayaan Natal Oikumene tahun ini.
Melalui peristiwa Natal, lanjutnya, Yesus bersedia menjadi sahabat bagi manusia, dan mengundang manusia untuk tinggal di dalam kasihNya. Agape adalah kasih dan sayang yang digambarkan dalam tindakan tanpa memperoleh maksud mendapatkan balasan. Kasih Agape adalah memberi, bukan untuk mendapat.
“Dalam peristiwa Natal, kita berjumpa dengan Kasih Allah. Menjadi sahabat bagi semua orang dengan kasih melalui Yesus Kristus, putraNya. Natal berdamai dengan Allah dan sesama. Mari, kita tinggal di dalam kasih Agape Allah. Mari menjadikan Agape, sebagai sprit hidup kita untuk menikmati kasih Allah bukan untuk diri sendiri, agar kita yang telah mengalami kasih Allah itu dapat dibagikan kepada sesama. Mari kita membangun NTT dengan semangat Agape. Kita menjaga dan merawat persaudaraan diantara gereja, antara suku, antara ras, agama dan golongan dengan kasih Agape Allah. Kasih itu sabar, tidak sombong, murah hati, dan tidak mencari kebenaran diri sendiri,”ajak Pdt.Kolimon.
Dalam konteks kemajukan bangsa, kata dia, komitmen menjadi sahabat bagi semua orang dalam bentuk bersatu padu mempertahankan Pancasila,UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika dengan mengedepankan kebesaran jiwa untuk menerima orang lain sebagai sahabat, dan sebagai saudara dalam satu bangsa. “Kita boleh berbeda agama, suku, ras dan golongan, tetapi satu ciptaan Tuhan menurut gambar dan rupaNya,”sebut Pdt. Kolimon.
Berbicara persahabatan, menurut dia, tidak saja sebatas persahabatan manusia dengan manusia, atau persahabatan manusia dengan Tuhan. Tetapi, manusia dengan alam juga harus bersahabat.
Sepanjang Tahun 2019, NTT dilandai musim kemarau panjang atau disebut El Nino, dan pada pertengahan Desember 2019 baru mulai hujan, namun belum stabil di berbagai daerah di NTT. Hal ini berpengaruh terhadap minimnya ketersediaan air, dan kesehatan lingkungan masyarakat.
“Kita harus berkomitmen dengan gerakan menanam pohon, mengurangi tebas bakar,dan membersihkan dari sampah plastik. Kupang adalah kota religius, tetapi juara I dalam sampah plastik. Kita perlu kembangkan kreatifitas pohon Natal hijau, untuk mengurangi sampah plastik. Natal membuka ruang perjumpaan di masyarakat yang mengalami krisis air, untuk bersama-sama memperbaiki lingkungan,”tandasnya.
Karena itu, ia tawarkan, mulai tahun depan selain melakukan kebaktian bersama dalam gereja, perlu juga disepakati untuk melakukan penanaman pohon hidup di luar gereja yang diberi nama Kebun Oikumene.
Sementara, Yang Mulia Bapa Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang,Pr dalam suara gembalanya mengatakan, Natal membangun kembali persahabatan dengan manusia seutuhnya tanpa memperhitungkan keadaan dan pelanggaran dari manusia itu. Natal adalah perjumpaan kembali persahabatan dengan manusia.
“Masa Natal ini, kita masuk dalam tahun injil dengan gagasan –gagasan baru sewaktu kita melihat dan mendengar koor malaikat, kesaksian para gembala, dimana para gembala bergegas ke palungan untuk melihat apa yang sudah diberitakan kepada mereka saat itu. Misteri kelahiran Yesus adalah misteri iman yang menghadirkan makna yang mendalam,”ujar Bapa Uskup.
Untuk membangun persahabatan membutuhkan keberanian, merangkul orang lain, tanpa terkecuali. Meninggalkan cara-cara hidup lama, dan berbalik dengan hidup baru bagi kepentingan bersama.
Persahabatan itu bercorakan batiniah, lahiriah, pribadi dan sosial, yang dapat mengubah hati seseorang, agar tergugah hatinya menjadi orang baik dalam semangat cinta kasih. Persahabatan adalah dimensi utama pada manusia yang mengutamakan semua orang, dan saling percaya.
Pada tempat yang sama, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Josef Nae Soi dalam pesan Natalnya mengatakan, untuk menjadi sahabat sangat susah, tetapi untuk mencari teman dan kawan banyak.
Wagub Josef mengatakan, seorang pemimpin membuat rakyatnya untuk menjadi sahabat perlu membutuhkan waktu. Sahabat yang baik itu adalah sahabat yang menerima apa adanya. Terkait NTT sebagai prime mover pembangunan pariwisata, kata Wagub Nae Soi, perlu didukung dengan 5A, yaitu, attraction, activity, accessibility, accommodation, dan amenity.
Ia juga berjanji, tahun ini, Pemprov NTT akan menyelesaikan jalan provinsi sepanjang 1.650 kilo meter di 22 kabupaten/kota di NTT. Tahun depan, semua jalan provinsi di semua kabupaten di NTT dalam kondisi baik.
Seperti disaksikan wartawan media ini, perayaan Natal Oikumene Tingkat Provinsi NTT ini ditandai dengan penyalaan lilin oleh YM Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, Pr, Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt.Dr. Mery Kolimon, Wagub NTT, Josef Nae Soi, dan sejumlah pejabat lainnya.
Setelah perayaan Natal bersama, dilanjutkan dengan penanaman pohon kurma di depan halaman Gereja St. Yoseph Pekerja Penfui Kupang dan ditutupi dengan makan bersama.(ade)
[wpstatistics stat=postcount]