Categories Humaniora Daerah

SMKN 6 Kupang Gelar Raker dan IHT Tahun 2024

KUPANG,NTT PEMBARUAN.id-Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 6 Kupang menggelar Rapat Kerja dan In House Training (Raker dan IHT) Tahun Pelajaran 2024/2025.

Kegiatan ini telah berlangsung dari tanggal 15 – 19 Juli 2024 bertempat di Meeting Room SMK Negeri 6 Kupang.

Kegiatan dengan pesertanya guru-guru SMK Negeri 6 Kupang ini menghadirkan sejumlah narasumber yang juga mitra SMKN 6 Kupang antara lain Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT, KADIN NTT, Bank Artha Graha, Kharisma Komputer, Hypermart, AGS, Kantor Pajak, Injeksi Komputer, Indonesia Digital Kupang, dan Axioo Bandung melalui zoom.

Kepala SMK Negeri 6 Kupang, Asa Manason Lahtang, S.Pd, M.Pd kepada wartawan, Rabu (17/7/2024) mengatakan, IHT kali ini lebih pada pengembangan pembelajaran berbasis industri.

Hal itu sejalan dengan misi ke-3 SMK Negeri 6 Kupang yaitu pembelajaran berbasis dunia usaha dan dunia industri (Dudi).

“Kali ini, saya mencoba bebaskan guru-guru dengan merubah mindset atau pola pikir dari pola dokumen pembelajaran yang setiap tahun berulang-ulang menjadi pembelajaran berbasis industri dan dunia usaha.

Kita rubah dulu mindset guru-gurunya, supaya mereka paham tentang industri. Oleh karena itu dalam Raker dan IHT tahun ini, kita hadirkan sejumlah perusahaan mitra sekolah seperti KADIN NTT, Disnakertrans NTT dan lain-lain,” tutur Asa.

Kehadiran para narasumber yang diundang itu, lanjut dia, untuk menggambarkan kompetensi-kompetensi apa yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri dengan trend terkini.

Menurut Asa, kurikulum yang diajarkan di sekolah saat ini kalah cepat dengan kemajuan dunia usaha dan dunia industri.

“Oleh karena itu, kita perlu melakukan pola dengan sistem menjemput bola untuk mendukung gebrakan dari Kementerian yang mengarahkan lulusan SMK siap bekerja. Setelah kami melakukan evaluasi perjalanan sekolah, kami perlu meningkatkan satu model pembelajaran yang berbasis pada industri untuk mencapai tujuan seperti misi sekolah ini yang berkeinginan menjadi lembaga vokasi yang menghasilkan lulusan yang kompeten dan terserap di dunia usaha dan dunia industri,” urainya.

Pembelajaran dengan kurikulum yang dirancang Kementrian menurut beliau, lebih banyak bersifat umum.

“Kami harus lebih spesifik pada bidang pengembangan dalam hal bagaimana menciptakan lulusan dari sekolah ini sinkron dengan dunia kerja. Kami perlu mengubah mindset seperti apa dunia industri dan dunia usaha itu, dan seperti apa pembelajaran yang akan kami berikan kepada siswa,” ujarnya.

Tujuan dari diskusi ini adalah merubah mindset, sehingga dengan perubahan mindset ini akan menjadi bekal dan referensi bagi guru-guru saat melakukan desain pembelajaran di kelas serta bimbingan dengan pola pikir tentang dunia usaha dan dunia kerja.

“Harapan kami tamatan SMKN 6 Kupang itu betul-betul mempunyai kemampuan dan sudah siap bekerja dan siap berwirausaha,” tukas Asa.

Sementara itu, Direktur Eksekutif KADIN NTT, Mercy Siubelan mengatakan, kehadirannya dalam kegiatan itu memberikan materi terkait diskusi panel pembelajaran berbasis industri kepada para guru SMK Negeri 6 Kupang.

Ada 2 poin penting yang perlu diperhatikan, pertama karakter dan kedua adalah skill.

“Kita perlu membangun karakter anak-anak. Sebab, walaupun skillnya bagus, tapi kalau tidak didukung dengan karakternya yang baik tidak diterima di dunia kerja,” pesan Mercy.

Kedua, skill dimana anak-anak harus belajar dengan baik sesuai kompetensi sehingga mereka tahu kemampuannya di bidang masing-masing.

Pada tempat yang sama, Kepala Seksi Penempatan dan Pembinaan Tenaga Kerja Disnakertrans Provinsi NTT, Ketut Supiastra yang saat itu membawa materi tentang strategi bursa kerja khusus SMK dalam memenuhi kebutuhan dunia industri dan dunia kerja mengapresiasi SMK Negeri 6 Kupang yang telah menggagaskan kegiatan tersebut.

Bagi dia, kegiatan Raker dan IHT yang digelar SMK Negeri 6 Kupang sangat penting untuk mendapat informasi di dunia usaha dan dunia industri sehingga bisa disinkronkan dengan kompetensi anak-anak di sekolah itu.

Ketut menyebutkan, ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan, pertama, sekolah mengidentifikasi dunia usaha dan dunia industri terkait kebutuhannya, kedua, perlu ada MoU sekolah dengan Dudi dan ketiga, menjaga komitmen yang telah disepakati bersama dalam MoU.

Dia berharap, anak-anak yang lulus dari SMK Negeri 6 Kupang minimal 70-80 persen terserap di dunia kerja. (red)

Bagikan:

Penulis

Selalu update berita terbaru kami di Google News dan Telegram.

Berita Lainnya