KUPANG, NTT PEMBARUAN.id–Pemerintah dan Gereja mempunyai tanggung jawab besar memajukan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Kita harus kerja kolaboratif dan melibatkan banyak pihak untuk kelola kekayaan kita. Banyak sekali potensi yang dimiliki daerah ini untuk membawa kemajuan yang mendatangkan kesejahteraan,” kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat menghadiri Ibadah Syukur HUT Ke–408 GMIT Jemaat Kota Kupang, Sabtu (13/8/2022).
“Kita jangan hanya berbicara yang abstrak saja, tetapi juga melakukan hal konkrit untuk membangun sumber daya manusia dan juga aktif membangun kekayaan potensi daerah kita ini. Maka harus cerdas melihat kekayaan kita dengan baik. Orang pintar atau cerdas adalah orang yang belajar ilmu pengetahuan, kemudian melakukan atau melaksanakan ilmu itu dengan baik serta menghasilkan manfaat yang besar bagi peradaban kehidupan manusia untuk berguna bagi orang lain,” jelas beliau.
Ia menambahkan, untuk ikut berperan dalam membangun iman dan juga bermanfaat bagi sesama maka harus memiliki 3 karakter yaitu cerdas, peduli dan berani. “Kepedulian sesuai dengan ajaran Yesus dimana kita berperan memberikan solidaritas kepedulian kepada kelompok hina yaitu mereka yang lapar haus, telanjang, terpenjara, sakit dan orang asing”, tambahnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Majelis Sinode Harian (MSH) GMIT, Pdt. Elisa Maplani menuturkan, gereja harus bersikap kritis terhadap dinamika sosial yang terjadi.
“408 tahun ini adalah anugerah besar bagi kita, dengan rentang waktu sejak 13 Agustus 1614 hingga saat ini 13 Agustus 2022. Jemaat Kota Kupang harus terus menghasilkan buah-buah kasih pelayanan bukan hanya di dalam gereja tetapi untuk masyarakat luas,” jelas Pdt. Elisa.
Dalam pelayanan Jemaat Kota Kupang ini, lanjutnya, harus dengan pendekata kerja keras, kerja cerdas dan kerja berkualitas.
Gereja juga harus bersikap kritis dan ambil bagian dalam menghadapi masalah sosial serta harus menjadi suara dari dari kaum yang tidak bersuara.
Untuk diketahui, dalam usia Ke– 408 Jemaat Kota Kupang ini juga tidaklah lepas dari sejarah penting dan peran besar Pendeta asal Belanda yang bernama Matias Van Den Broeck. Beliau datang ke Kupang pada Tahun 1614 saat itu dan kemudian melakukan pendekatan dengan Raja Kupang untuk dibaptis dan inilah awal dari berdirinya Jemaat Kota Kupang.
Pada ibadah syukur yang dilaksanakan di Pelataran Gedung Kebaktian Jemaat GMIT Kota Kupang tersebut juga turut dilaksanakan Peluncuran Buku Sejarah Jemaat Kota Kupang. Adapun juga rangkaian kegiatan lainnya yang sudah terselanggarakan diantaranya pentas seni, lomba nyanyian solo, jelajah medan, berbagai seminar, pelayanan kesehatan dan psikologi, sosialisasi stunting dan kesehatan reproduksi, serta kebaktian penyegaran iman. (SP Biro Apim NTT/red)