KUPANG, NTT PEMBARUAN.id- Pembangunan lanjutan jaringan irigasi dari Bendungan Waelaku, Desa Compang Kantar, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dibangun sepanjang 10 kilo meter tahun 2018, fisiknya saat ini sudah mencapai 75,01 persen.
“Kami yakin, Oktober 2018 mendatang sudah rampung 100 persen,” kata Frits Balle, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Irigasi II Satuan Kerja (Satker) PJPA SDA Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II NTT kepada wartawan di Kupang, Selasa (4/9/2018).
Frits mengatakan, kalau tidak ada hambatan, tanggal 17 September 2018 mendatang sudah bisa dilakukan runing test atau melepaskan air dari Bendungan Waelaku ke jaringan irigasi yang nantinya mampu mengairi 2000 hektar areal persawahan di daerah itu.
Secara keseluruhan panjang jaringan irigasi Waelaku 27 kilo meter. Pembangunan tahap pertama tahun 2017 sepanjang 5 kilo meter, dan pembangunan lanjutan tahap kedua tahun ini sepanjang 10 kilo meter dengan anggaran sebesar Rp 22 miliar bersumber dari APBN Murni tahun 2018, sehingga total yang sudah dibangun 15 kilo meter.
Sedangkan sisa 12 kilo meter lainnya, lanjut Frits, akan dibangun secara bertahap hingga tuntas pada tahun 2021. Khusus Bendungan Waelaku, lanjutnya lagi, lebih diprioritaskan untuk kebutuhan irigasi saja bukan untuk kebutuhan multi fungsi.
Kata Frits, untuk sementara masyarakat sudah bisa menggunakan airnya untuk kebutuhan mandi, mencuci dan minuman ternak. Sementara areal persawahan yang baru dikembangkan sekarang dari jaringan irigasi yang sudah dibangun sekitar 50 hektar.
“Waktu kami mendesain Bendungan Waelaku dulu belum ada pemukiman penduduk di sepanjang jaringan irigasi, dan Kabupaten Manggarai Timur belum terbentuk. Tetapi, sekarang sudah ada pemukiman penduduk di sana. Karena itu, kita terus melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat, sehingga tidak ada hambatan terkait pembebasan lahan selama melaksanakan pekerjaan,” harapnya.
Bendungan Wae Laku merupakan pertemuan dari dua sungai, yaitu Sungai Waelaku dan Sungai Wae Dingin, sehingga ketersediaan air untuk mengairi 2000 hektar areal persawahan di daerah itu lebih dari cukup.
Jaringan Irigasi Buntal 82 Persen
Sementara fisik untuk pembangunan jaringan irigasi Bendungan Buntal, Desa Gololijun, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur yang dibangun sepanjang 7 kilo meter tahun ini progressnya sudah mencapai 82 persen.
“Secara keseluruhan untuk jaringan irigasi bagian kanan dan kiri bendungan itu sepanjang 12 kilo meter, dan tahun ini baru dikerjakan sepanjang 7 kilo meter. Mudah-mudahan tahun 2019 mendatang dilanjutkan 5 kilo meter lagi, sehingga mampu mengairi 1.050 hektar areal persawahan,” tandas Frits.
Jika mengacu pada kontrak, pembangunan jaringan irigasi Bendungan Wae Laku dan jaringan irigasi Bendungan Buntal ini akan berakhir Desember 2018 mendatang. Namun, ia optimis, bulan Oktober fisiknya sudah rampung 100 persen. “Untuk jaringan irigasi Bendungan Buntal bagian kanannya sudah mengairi 811 areal persawahan. Sedangkan jaringan irigasi bagian kirinya kita harapkan 2019 sudah bisa tuntas,” tuturnya. (ade)