Pembangunan Bendungan Lambo Masih Terkendala Lahan

KUPANG, NTT PEMBARUAN.id– Pembangunan Bendungan Lambo, yang akan dikerjakan secara multi years sejak Agustus 2021 sampai 2024 hingga saat ini masih terkendala di lahan milik masyarakat.

Pasalnya, dari 555 bidang tanah atau 617 hektar lahan yang dibangun itu, baru 81 bidang tanah yang sudah terbayar tahap I pada Maret 2022.

Dalam waktu dekat ini akan terbayar lagi tahap II sebanyak 267 bidang tanah atau kalau diuangkan sebesar Rp 93 miliar dari total anggaran pembebasan lahan sebesar Rp 230 miliar.

“Kami berharap, tahun ini sudah tuntas pembayaran pembebasan lahannya, sehingga Tahun 2023 dan 2024 fokus pada pembangunan fisik,” kata Kepala SNVT Bendungan II BWS NT II Provinsi NTT, Nedy Hidayat, ST, MT kepada media ini di Kupang, Senin (5/9/2022).

Terkait progres fisik sejak Agustus 2021 hingga 5 September 2022, sebut Nedy baru mencapai 4 persen.

“Kita bekerja dalam situasi yang tidak normal, Artinya, kita berkontrak sejak Agustus 2021, tapi masalah lahannya belum tuntas dibayar, sehingga berpengaruh terhadap progres fisik saat ini. Kita terus berkoordinasi baik kepada BPN Nagekeo selaku panitia pengadaan tanah, Pemda Nagekeo dan Polres Nagekeo untuk mengkawal bersama percepatan pembangunan fisiknya,” ujar Nedy.

Kalau dalam situasi normal, menurut dia, progres fisiknya harusnya sudah mencapai 12 persen.

Namun, ia optimis, hingga 31 Desember 2022 nanti progresnya bisa mencapai 14 persen.

Nedy berjanji, Tahun 2023 bekerja lebih ekstra lagi, sehingga target 2024, fisiknya sudah rampung 100 persen.

Sedangkan, untuk pembebasan lahan, pihaknya terus berkoordinas dengan BPN Nagekeo, Pemda Nagekeo dan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).

Terkait legalitas kepemilikan lahan warga di lokasi pembangunan Bendungan Lambo, kata Nedy, pada umumnya mereka mengantongi surat keterangan kepemilikan lahan dari kepala desa setempat dan itu diakui oleh UU pengadaan tanah sebagai salah satu bukti untuk bisa dilakukan pembayaran.

Total anggaran untuk pembangunan Bendungan Lambo sebesar Rp 1,4 T dan hingga saat ini baru terbayar uang muka sebesar 10 persen.

Perlu diketahui, dari Bendungan Lambo ini nanti bisa mengairi 6.000 hektar sawah di areal persawahan Mbay, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk di dalamnya 4.900 Ha di Mbai Kanan, dan 900 Ha di Mbay Kiri saat ini.

Selain untuk irigasi juga untuk kebutuhan air baku dan sebagai lokasi obyek wisata.

Sedangkan, untuk kebutuhan air bakunya sekitar  205 liter/detik, bisa memenuhi kebutuhan air minum bagi warga yang berdomisili di Kota Mbay, Ibu Kota Kabupaten Nagekeo ke depan.

Dari bendungan ini juga nanti, bisa mereduksi banjir hampir 80 persen di daerah hilir,karena bendungan ini bisa menyimpan air di musim hujan dan memanfaatkannya ketika musim kemarau.

Bendungan Lambo  yang merupakan salah satu dari tujuh bendungan yang dibangun di NTT memiliki tampungan terbesar dari semua bendungan di NTT dengan tampungan 51 juta meter kubik atau lebih besar  dibanding Bendungan Temef yang hanya 48 juta meter kubik saja.

Sementara, teknis pelaksanaannya akan dikerjakan dua paket, yaitu paket I, Bendungan, Taman dan Akses Jalan Masuk, kemudian paket II, pembangunan terowongan, pembangunan pelimpah dan bangunan pelengkap lainnya seperti fasilitas gedung, dan kantor.(red)

Bagikan