Kepala UPTD Puskesmas Labuan Bajo Menyampaikan Permohonan Maaf Kepada Pemred TransTV45.com

LABUAN BAJO, NTT PEMBARUAN.com – Kepala UPTD Puskesmas Labuan Bajo, Vincensius Paul, S.Kep, baik secara pribadi maupun selaku pimpinan menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa yang terjadi dan tindakan oknum dokter kepada rekan-rekan media, lebih khusus kepada Wartawan sekaligus Pemred TransTV45.com saat meliput peristiwa di Puskesmas Kota Labuan Bajo beberapa hari lalu.

“Saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan media, tentu tugas kita tujuannya sama yaitu untuk membuka cakrawala kepada masyarakat. Di satu sisi, tugas atau profesi kita berbeda, tetapi dari hati yang paling dalam saya selaku pimpinan menyampaikan permohonan maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan” , ungkap Kepala UPTD Puskesmas Labuan Bajo, Vincensius Paul, S. Kep, saat ditemui media ini di ruang kerjanya, Kamis (4/11/2021).

“Secara pribadi, saya sudah menyampaikan permohonan maaf kepada adik saya Alfonsius Andi, Wartawan sekaligus Pemred Media TransTV45.com. Kita tidak bisa bekerja sendirian tanpa dukungan orang lain.

Teman-teman media jelas membutuhkan informasi dari kami dan sebaliknya kami juga membutuhkan teman media untuk mempublikasikan semua informasi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan atau pun pelayanan di luar itu,” tandasnya.

Saat kejadian pada hari selasa itu, ia mengaku, tidak berada di tempat karena saat itu dirinya sedang berada di Dinas Kesehatan Mabar.

“Saya tidak berada di lokasi saat itu pak, karena ada rapat dengan Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Barat terkait strategi penanganan DBD. Terus terang fokus saya saat ini sedang berperang melawan DBD dan sebagai pimpinan saya harus mengayomi semua staf,” ujarnya.

Peristiwa yang terjadi di Puskesmas Kota Labuan Bajo saat itu sebenarnya menurut dia, hanya mis persepsi saja.

Pada prinsipnya, lanjut Vincen, relasi antara lembaganya dengan rekan-rekan media cukup baik selama ini.

“Selama ini, rekan-rekan media sering datang ke puskesmas ini dan kita layani dengan baik. Mungkin saat kejadian, staf saya tidak mengenal rekan media, atau mungkin karena kerjanya teman-teman di puskesmas ini hanya fokus pada penanganan Covid-19, penanganan DBD, dan vaksinasi yang melibatkan pihak puskesmas,” terang Vincen.

Dalam tingkat kesibukan seperti itu, ujar dia, tentu tensinya tidak stabil dan sebagai manusia pasti mengalami kelelahan lalu menimbulkan kepanikan.

“Saya selaku Kepala Puskesmas selalu membuka ruang untuk teman-teman media datang meliput. Kita semua diatur oleh ruang gerak kita masing-masing. Secara media ada aturanya, begitu juga kami sebagai tenaga kesehatan dalam memberi pelayanan tentu ada aturannya dengan kode etik masing-masing,” jelas Vincen.

Jadi, kesimpulannya peristiwa yang terjadi kemarin itu hanyalah misskomunikasi saja.

Sebenarnya tidak ada niat dari rekan-rekan atau stafnya untuk melarang wartawan meliput atau apapun yang berkaitan dengan kegiatan jurnalis.

Terkait peristiwa perkelahian antara petugas kesehatan di puskesmas saat itu, ia menjelaskan bahwa peristiwa yang terjadi saat itu sebenarnya bukan perkelahian, tetapi hanya adu argumentasi berkaitan dengan tugas dan tanggun jawab mereka masing-masing.

“Jadi, itu hanya adu argumentasi terkaitv pelayanan kepada masyarakat selama 24 jam. Teman-teman kita ini kan berharap agar semua kendaraan kita itu harus bekerja setiap malam. Diskusinya hanya seputar itu, sehingga terjadilah adu argumentasi dan tidak sampai bentrok fisik,” kata Vincen

Soal jalur hukum yang ditempuh Pemred TransTV45.com dengan terlapor salah satu stafnya, bagi Vincent itu adalah haknya dan ia tinggal mengikuti saja proses hukum yang berlaku.
Tetapi, secara pribadi dan selaku pimpinan lembaga, ia sudah menyampaikan permohonan maaf kepada pak Alfonsius Andi.

Terhadap peristiwa yang menimpa pak Alfons Andi, ia sudah memanggil semua staf termasuk oknum dokter yang dilaporkan pak Andi dan menurut semua staf, itu hanya kesalahpahaman atau miskomunikasi saja atau mungkin karena mereka tidak mengenal pak Andi,” terangnya.

“Bisa saja karena tensi pekerjaan teman-teman termasuk dokter cukup banyak. Apalagi, dokter ini kurang tidur karena siang malam sibuk dengan pekerjaan. Sebagai manusiawi tentu mereka punya rasa keletihan. Kita baru saja bertarung dengan Covid-19 lalu sekarang berhadapan dengan penanganan DBD lagi,” pungkasnya.(fon)

Bagikan