Kabupaten Kupang Terima Penghargaan Atas Kinerja Percepatan Stunting  

SoE, NTT PEMBARUAN.id–Pemerintah Kabupaten Kupang salah satu Kabupaten di Provinsi NTT yang menerima penghargaan hasil penilaian kinerja konvergensi percepatan stunting oleh Pemprov NTT. 

Penghargaan tersebut diberikan oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat kepada para bupati termasuk Bupati Kupang, Korinus Masneno saat memimpin rapat kerja penurunan stunting bersama Bupati/Walikota Se-NTT di Kantor Bupati TTS, Selasa (1/11/2022).

Kepada 10 Kabupaten di NTT dengan presentase stunting terendah kinerja konvergensi aksi 1 – 8 Tahun 2021 percepatan penurunan stunting di Provinsi NTT, Gubernur Viktor memberikan apresiasi dan harapan angka stunting di NTT bisa ditekan serendah mungkin.

Untuk Kabupaten Kupang, kondisi Agustus 2021 presentase stuntingnya 22,3% menurun menjadi 19,9%.

Selain Kabupaten Kupang, 9 kabupaten lainnya yang menerima penghargaan yang sama yakni Kabupaten Nagekeo, Rote Ndao, Sumba Barat, Belu, Ende, Ngada, Manggarai Timur, Sikka dan Flores Timur.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam arahannya kepada para kepala daerah menekankan pentingnya upaya menurunkan stunting secara serius. Dirinya harapkan, agar dirumuskan berbagai kebijakan-kebijakan untuk penurunan stunting di NTT sehingga bisa turun dari 17,7% kondisi Agustus 2022, diharapkan 2023 menurun menjadi 10%. “Kepala daerah tidak hanya semangat di rapat stunting, tapi harus ada hasil yang didapat. Saya harapkan kabupaten yang menerima penghargaan terus berkerja menurunkan stunting. Sementara yang belum tetap melakukan langkah-langkah untuk menekan dan menurunkan angka stunting.

“Mari lakukan intervensi, langkah-langkah dan program yang baik untuk penanganan stunting, itu yang utama,” tegas Viktor.

Gubernur NTT juga mengimbau agar para kepala daerah perintahkan camat, kades untuk mendata masyarakat yang hamil di desanya dan dilaporkan, sehingga dapat di intervensi oleh negara agar tidak terjadi masalah stunting.

Hal ini penting sekaligus mengantisipasi masalah kematian ibu dan anak.

Lebih lanjut, Viktor mengharapkan para kepala daerah untuk melihat kinerja di tingkat bawah karena menurut evaluasinya kadangkala kebijakan para bupati tidak dijalankan secara baik oleh kepala desa. Misalkan, disampaikan Kades bahwa ibu-ibu hamil atau menyusui malas ambil makanan tambahan karena jaraknya jauh, belum lagi masalah budaya seperti orangtua makan baru anak makan; dan adakala orang tidak pernah merasa/tidak mau keluarganya disebut stunting dan pemerintah juga lepaskan, padahal nyatanya stunting.

Untuk itu, dengan diadakannya Rakor ini, Viktor berharap, dengan kolaborasi dan keseriusan penanganan stunting khususnya perhatian bagi ibu hamil maka persoalan stunting di NTT dapat diatasi. “Tolong kirimkan pembuktian lewat video dan pastikan daerah tempat dimana anak-anak stunting dapat ditimbang dan diukur dengan alat yang baik sesuai standar,” tegasnya.

Bupati Kupang, Korinus Masneno mengatakan bahwa upaya penurunan stunting merupakan hal yang penting.

Dirinya, sudah berupaya kolaborasi bersama terus dilakukan di Kabupaten Kupang untuk menurunkan stunting dengan membangun kerjasama, koordinasi dan konvergensi dengan semua unsur.

Kepada jajaran baik OPD, Camat hingga para Kades, dirinya telah menginstruksikan untuk fokus, bergerak cepat dan berupaya mengintervensi penurunan angka stunting.(Prokopim Kab.Kpg/red)

Bagikan