LABUAN BAJO, NTT PEMBARUAN.id. Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Manggarai Barat, Kamis (24/6/2021) menggelar kegiatan temu usaha antara pelaku utama dengan pelaku usaha yang berlangsung di Aula Dinas Pertanian Manggarai Barat (Mabar).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Manggarai Barat, Laurensius Halu mengatakan, kegiatan temu usaha tersebut dalam rangka merancang program ke depan serta mencari solusi kelompok tani dan pelaku usaha di Manggarai Barat.
Dijelaskannya, bahwa pelaku utama itu adalah petani, sedangkan pelaku usaha adalah stakeholder (pemilik hotel,red) yang saling bekerjasama. Kegiatan temu usaha adalah satu wadah untuk mempertemukan antara pelaku utama dengan pelaku usaha.
“Kita mempertemuakan mereka karena Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi pariwisata. Intinya, bahwa label ini mengundang orang keluar masuk di Labuan Bajo yang memang tak terukur jumlahnya. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus menyiapkan tempatnya. Contohnya, orang datang pasti membutuhkan makan,” paparnya.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah berperan aktif untuk memfasilitasi pelaku usaha, terutama para petani dan wiraswasta. “Kalau ini kita tidak siasati sedini mungkin, maka kita tidak tahu apa yang menjadi persoalan kita saat ini,” ungkap Laurensius.
Lebih lanjut Laurensius menjelaskan, keterbatasan ketersediaan sayur buah di Labuan Bajo, seperti bawang putih, sayur umbi, kentang, wortel itu pasti datangnya dari luar daerah.
“Bukan rahasia lagi, bahwa persoalana kita selama ini adalah bagaimana Labuan Bajo ini mengalami keterbatasan ketersediaan sayur buah kemudian sayur umbi dengan buah semusim, sehingga ada sebagian daripada komoditas kita itu didatangkan dari luar. Itu menurut pengakuan orang, dan saya juga tidak tahu persis apakah memang betul didatangkan dari luar. Yang saya tahu bahwa di sini (Manggarai Barat,red) kapasitas kita cukup, sehingga tidak semua hasil komoditas seperti bawang putih, sayur umbi, kentang, dan wortel itu didatangkan dari luar. Maka itulah, ke depan kita mengundang stakeholder baik pelaku utama maupun pelaku usaha untuk kita sama-sama berpikir kira kira apa solusi yang mau dicapai,” urainya. (fon)