Categories Daerah Ekbis

Di Tengah Pandemi Covid-19, Bupati Agas Optimis Pertumbuhan Ekonomi Matim 5 Persen

BORONG, NTTPEMBARUAN.id- Pandemi virus corona saat ini membuat pertumbuhan ekonomi dunia dan Indonesia diprediski mengalami penurunan tajam. Sejumlah lembaga termasuk dari pemerintah sendiri memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh jauh di bawah 5 persen seperti tahun lalu, bahkan dalam skenario terburuk pertumbuhan ekonomi hanya 0 persen.

Meski demikian, Bupati Manggarai Timur, Andreas Agas,S.H masih optimis tahun ini pertumbuhan ekonomi di wilayahnya tetap terjaga di 5 persen.

Kata Agas, pada Tahun 2019 lalu, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manggarai Timur sebesar 5,04 persen, naik 0,1 poin dari Tahun 2018 sebesar 5,03 persen. Sedangkan, Tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Manggarai Timur ditargetkan mencapai 7,56 persen.

Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, Agas optimis Manggarai Timur masih bisa mempertahankan pertumbuhan di angka 5 persen pada tahun ini.

Hal itu disampaikan Bupati Agas dalam sambutanya pada kegiatan Musrenbang yang digelar secara online, Selasa(7/4/2020).

Menurut Agas, untuk mempertahankan perutumbuhan 5 persen ini, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur akan mengoptimalkan pembangunan secara tematik sesuai tema Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2021.

“Ketika sektor industri bergerak sangat lambat maka tidak mungkin bagi sektor ini untuk menarik sektor pertanian untuk tumbuh dan berkembang. Ke depan Kabupaten Matim , industri melalui koperasi dan UMKM, dan kita harapkan outcome dari intervensi itu akan terlihat dari peningkatan sektor industri tersebut,” jelasnya.

Dalam sambutannya, Agas menyampaikan sejumlah pencapaian yang diraih  Manggarai Timur selama Tahun 2019 lalu. Pertama, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Manggarai Timur Tahun 2019 naik menjadi 60,47 dari Tahun 2018 sebesar 59,46. Dengan kenaikan indeks ini, maka peringkat Manggarai Timur pun naik dari status IPM rendah menjadi  IPM kategori sedang.

Kedua, rata-rata lama sekolah Kabupaten Manggarai Timur pada Tahun 2019 juga meningkat menjadi 6,87 tahun, dari sebelumnya 6,65 tahun. Target rata-rata lama sekolah di Tahun 2020 pada RPIMD Kabupaten Manggarai  Timur sebesar 7,5 tahun dan pada RKPD Tahun 2021 sebesar 8 tahun. Ketiga, harapan lama sekolah di Kabupaten Manggarai Timur  pada Tahun 2019 juga mengalami peningkatan menjadi 11,69 tahun, dari  11,34 tahun pada 2018.

Tahun 2020 ini, ditargetkan harapan lama sekolah meningkat menjadi 12 tahun dan pada 2021 menjadi 12,5 tahun.  Agas mengatakan, melalui inovasi kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang pendidikan, diharapkan dapat terus meningkatkan indikator ini.

Keempat, indikator usia harapan hidup di Kabupaten Manggarai Timur pada  Tahun 2019 meningkat menjadi   67,98 tahun, naik dari sebelumnya 67,62 tahun. Indikator ini juga ditargetkan akan naik pada Tahun 2020 ini menjadi 69 tahun dan pada 2021 menjadi 69,5 tahun.

Kelima, di bidang ekonomi, pada 2019 lalu pengeluaran per kapita meningkat  menjadi Rp 5.919.000, naik Rp 110.000 dari tahun 2018 sebesar Rp 5.809.000.  Artinya, secara rata-rata pengeluaran penduduk Kabupaten Manggarai Timur selama Tahun 2019 adalah Rp 5.919.000.

Selanjutnya, Tahun 2020 ini, pengeluaran per kapita masyarakat di Kabupaten Matim ditargetkan sebesar Rp 6.300.000 dan Tahun 2021 sebesar Rp 6.600.000.

Keenam, pada 2019, tingkat kemiskinan di Manggarai Timur menurun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tingkat kemiskinan di Manggarai Timur sebesar 26,49 persen, turun dari tahun sebelumnya 26,5 persen.

Agas mengatakan, pada RPJMD Kabupaten Manggarai Timur, semua proses pembangunan diarahkan untuk menurunkan  angka kemiskinan. Pada Tahun 2020 ini, tingkat kemiskinan ditargetkan turun menjadi  22,10 persen dan di Tahun 2021 menjadi 17,19 persen.

Ia mengatakan, komitmen Pemerintah Manggarai Timur dalam penurunan angka kemiskinan sangat serius. Program-program Pemerintah diarahkan sasarannya kepada penduduk miskin yang sudah ada di data sosial kemiskinan.

Segala bentuk bantuan pemerintah baik perumahan layak huni, bantuan pertanian, bantuan ternak, pelayanan kesehatan, dan bantuan sosial lainnya diarahkan untuk membantu masyarakat dengan kategori miskin.

Ketujuh, indeks lnfrastruktur Kabupaten Manggarai Timur Tahun 2019 sebesar 40,46 persen. Angka ini diperoleh dari nilai rata-rata persentasi pembangunan jalan, jembatan, irigasi, ketersedian air baku, ketersediaan air minum, listrik, akses informasi dan komunikasi serta ketersediaan prasarana perhubungan. Capaian ini masih lebih rendah dari yang ditargetkan yaitu 45,75 persen.

Kontribusi terbesar naiknya indeks infrastruktur ini diperoleh dari naiknya angka persentasi pembangunan jalan dan jembatan, dengan capaian panjang jalan dalam kondisi baik hingga Tahun 2019 adalah sebesar 574,57  kilo meter  dari total panjang jalan kabupaten  1.281,29  kilo meter.

“Aspek-aspek lainya tetap akan menjadi prioritas dalam pengembangan infrastruktur dan diharapkan dapat menjadi penunjung utama dalam menggerakan roda perekenomian di Kabupaten Manggarai Timur,” ujar Agas.

Agas mengatakan, permasalahan pembangunan saat ini semakin rumit. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Manggarai Timur untuk lebih berpacu menjadi lebih maju dalam meningkatkan kinerja pembangunan yang tentunya menjadi catatan tersendiri bagi Manggarai Timur untuk dapat mendongkrak pembangunan melalui pengembangan perekonomian daerah, membangun sektor-sektor unggul, serta mengoptimalkan sumberdaya lokal secara lebih optimal.

Untuk itu, kata dia, diperlukan pemikiran dan pemahaman yang positif dalam membangun konsep dan strategi pembangunan secara lebih terarah, terpadu, serta bersinergi antar sektor.

“Sejalan dengan hal tersebut perlu saya sampaikan bahwa sebuah kegiatan pembangunan yang dilaksanakan saat ini tidak hanya ditempuh oleh satu sektor saja, melainkan perlu membuka pemahaman bahwa pembangunan perlu memberikan peran dan keterlibatan sektor lain, khususnya untuk program dan kegiatan yang menjadi prioritas,” tukas dia.

Karena itu, Agas meminta kepada TAPD dan para Kepala SKPD di lingkungan Pemda Matim untuk saling berkoordinasi, saling berdiskusi, saling sharing pendapat, serta dapat memilah kegiatan mana saja yang membutuhkan bantuan dan keterlibatan sektor atau dari SKPD lain agar integrasi pembangunan dapat berjalan secara optimal. (edi)

Berita lainnya