KUPANG, NTT PEMBARUAN.com- Sebanyak 193 anak di Paroki St. Yoseph Pekerja Penfui Kupang telah menerima komuni suci pertama, Minggu (21/11/2021) yang juga bertepatan dengan Gereja Katolik Merayakan Kristus Raja Semesta Alam.
Dari jumlah itu, 38 anak diantaranya menerima komuni suci pertama di Kapela St. Kristoforus Matani masing-masing dari Kapela St. Kristoforus Matani sendiri 37 anak dan satu anak dari Kapela Bimoku, Kota Kupang.
Anak-anak yang menerima komuni suci pertama itu telah melewati tahap pembinaan dan menguasai beberapa doa yang diajarkan para pembinanya diantaranya, Doa Bapa Kami, Doa Salam Maria, Aku Percaya, Saya Mengaku, Doa Tobat, Doa Cinta, Doa Pengharapan, Doa Iman, Doa Kasih, 10 Perintah Allah, 5 Perintah Gereja, Doa Angelus, Doa Ratu Surga, Doa Pagi, Doa Malam dan Doa Fatima.
Seperti disaksikan media ini, misa komuni suci pertama untuk 38 anak di Kapela St. Kristoforus Matani, Minggu (21/11/2021) dimulai tepat jam 09.00 Wita – 11.00 Wita yang dipimpin oleh Romo Yonas Kamlasi,Pr.
Dalam kotbahnya, Romo Yonas mengingatkan umat, bahwa biasanya pada minggu ke-34 adalah penutupan kalender liturgi tahunan, dan oleh Gereja Katolik merayakannya sebagai Kristus Raja Semesta Alam. Tradisi ini sudah dimulai dari Abad XVI yang ditetapkan oleh Paus Pius XII, dimana di terakhir dalam kalender liturgi ditetapkan sebagai Hari Raya Kristus Semesta Alam.
“Melalui penetapan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam di penghujung kalender liturgi ini, Tuhan mau katakan kepada kita lewat gereja, bahwa seluruh hidup kita berasal dari Tuhan. Kita berpores di dunia ini, di dalam Tuhan dan proses kita akan berakhir di dalam Kristus. Kristus sebagai penjamin utama dalam kehidupan kita. Bersama Kristus, kita berziarah di dunia ini, dan hanya kepada Kristus ziarah hidup kita akan berakhir,” demikian kotbah Romo Yonas.
“Kristus sebagai Raja Semesta Alam, perlu kita pahami dalam konteks rohani, bukan dalam konteks Raja di dunia ini. Kata Raja itu sendiri, mau menunjukkan kepada kita, bahwa Dia adalah Raja yang rendah hati. Kita menerima Kristus sebagai Raja, maka kita harus rendah hati .Ia mau mati di atas Kayu Salib demi keselamatan kita. Hal yang pertama kita tetapkan dalam diri kita adalah rendah hati. Ada orang yang rendah hati yang mau menerima Kristus sebagai Raja Semesta Alam dan membiarkan Kristus untuk merajai di dalam hatinya. Anak-anak yang menerima komuni suci pertama ini juga harus rendah hati,” pesan Romo Yonas.
Dalam konteks anak-anak, lanjut Romo Yonas, sikap rendah hati itu sederhana saja. Misalnya, kalau mama atau orangtuanya di rumah menyuruh anak-anak untuk mencuci piring maka sebagai anak-anak harus turuti, tidak boleh melawan, apa lagi menunda pekerjaan.
Karena itu, Romo Yonas mengimbau umat, untuk jadilah anak-anak yang memiliki sikap yang baik, anak-anak yang memiliki aklak yang baik, menjadi orang muda katolik yang memiliki sikap yang baik, dan menjadi keluarga-keluarga kristiani yang menghidupkan kualitas hidup yang baik.
“Jika kita menerima Kristus sebagai Raja, maka menjadikan Kristus sebagai pedoman hidup kita. Kita menjadikan Kristus sebagai sprit utama dalam hidup kita. Menjadikan pribadi dan karakter yang baik. Dengan rendah hati, membangun karakter yang baik, maka kita akan memperoleh jaminan untuk hidup dalam keabadian bersama dengan Kristus Raja Semesta Alam. Anak-anak yang menerima komuni suci hari ini, kiranya belajar dari Yesus Kristus yang rendah hati untuk bisa bersahabat dengan-Nya,”kata Romo Yonas.
Atas nama Pastor Paroki St. Yoseph Pekerja Penfui, Romo Yonas juga menyampaikan profisiat kepada 38 anak yang telah menerima komuni suci pertama. Dengan menerima Tubuh dan Darah Kristus, maka anak-anak harus lebih rajin berdoa, baik di tingkat komunitas Kelompok Umat Basis (KUB) seperti doa Rosario dan Katekese maupun berdoa di gereja.
Sementara itu, Ketua DPS St. Kristoforus Matani, Dr.Karolus Kopong Medan,SH,M.Hum atas nama seluruh pengurus DPS St. Kristoforus Matani menyampaikan profisiat kepada 38 anak yang telah menerima komuni suci pertama hari ini, Minggu (21/11/2021).
“Komuni suci pertama ini sebagai pertanda, bahwa anak-anak kita sudah menjadi sahabat Kristus. Karena itu, anak-anak harus meneladani Kristus dan ajaran-ajaranNya,”imbuhnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada ketiga pembina di Kapela St. Kristoforus Matani yang telah membina 38 anak dengan penuh kesabaran. Ketiganya adalah Ibu Margareta Meak, Ibu Agnes Seran dan Bapak Leonardus.
Terima kasih yang sama disampaikannya kepada seluruh orangtua dari anak-anak penerima komuni suci pertama, yang setia mendampingi anak-anaknya hingga hari ini, Minggu (21/11/2021).
“Tugas kita bukan sampai pada hari ini saja. Hari ini adalah awal, dan kita berharap para orangtua terus membimbing anak-anaknya, terutama dalam hal iman, sikap dan prilakunya untuk menjadi pengikuti Kristus yang baik,”ajak Kopong.
Terima kasih juga, ia sampaikan kepada Romo Yonas Kamlasi,Pr yang telah memimpin misa komuni suci pertama hari ini, Minggu (21/11/2021), para frater, para suster dan semua umat yang sama-sama menyukseskan misa kudus penerimaan komuni suci pertama dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat, seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. (red)