USKUP Agung Kupang, Mgr.Petrus Turang menyampaikan pesan Natal, 25 Desember 2021 kepada umat katolik di wilayah keuskupannya.
Pesan Natal itu dibacakan Romo Yasintus Efi, Pr saat memimpin perayaan misa pertama malam Natal di Kapela St.Kristoforus Matani, Jumat (24/12/2021).
Inilah selengkapnya pesan Natal 2021 dari Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang.
“Akulah Jalan, Kebenaran dan Kehidupan” (Yoh.14:6).
Saudara-saudari terkasih dalam Yesus Kristus, Tuhan Emmanuel.
Pengalaman akan pandemi Covid-19 dengan segala tantangan, kesulitan dan kesedihan telah memperlambat bahkan sesaat menghalangi perjalanan hidup umat manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tepekur sejenak untuk menemukan jalan keluar yang seimbang dan bernas dalam membangun peta jalan ke masa depan.
Tantangan perubahan iklim dan pemanasan global semakin menjadi ancaman bagi perjalanan hidup makhluk dan alam ciptaan.
Persoalannya, kurangnya kerjasama yang efektif untuk menemukan pemecahan bersama atas ancaman lingkungan hidup kita. Tetapi dengan berkembangnya keterbukaan untuk membangun kerjasama, dunia kita melihat pengharapan baru dalam bingkai keberlanjutan rumah kita bersama. Semua bergerak bersama untuk menemukan bentuk-bentuk tata kelola bersama yang tepat, agar perjalanan hidup kita dapat terlaksana dalam suatu keseimbangan gaya hidup yang memperkuat ketahanan kesejahteraan bersama. Dalam perjuangan hidup di dunia ini, orang beriman Kristiani bersekutu dengan Yesus, Sang Emanuel, yang adalah Jalan Kebenaran dalam Kehidupan.
Dalam perayaan Natal, penjelmaan Allah menjadi manusia, umat beriman Kristiani selalu menemukan daya bangkit dari keadaan yang sangat melelahkan dan mencemaskan. Kelahiran Kristus menghangatkan kembali kerjasama kasih Allah dan manusia, karena Allah bermukim di antara manusia.
Umat beriman Kristiani menemukan lagi semangat hidup baru untuk merukunkan kembali kekacauan akibat egoisme dan individualisme.
Kristus lahir untuk membuka harapan baru dengan mendobrak kawasan nyaman sendiri menjadi kawasan nyaman bersama dalam keadilan dan perdamaian.
Natal mengingatkan kembali akan kehendak Allah untuk mendamaikan dan mendorong umat beriman untuk berkarya memulihkan lingkungan hidup kita, agar menampilkan kemuliaan Allah, “Gloria in excelsis Deo et in terra pax hominibus bone voluntatis” (Lk. 2:14).
Kehidupan damai yang diwartakan peristiwa Natal mendorong semangat bahu-membahu dalam menghadapi persoalan kemanusiaan semasa, khususnya dalam hubungan dengan Covid-19 dan ancaman perubahan iklim serta pemanasan bumi kita yang telah mengakibatkan kemunduran dalam aneka kehidupan terutama segi sosial ekonomi.
Dengan hanya bekerja lewat daring, belajar daring dan belanja daring, maka perjumpaan dialog kehidupan mengalami kemunduran juga.
Mobilitas orang dan barang mengalami perlambatan dan agak terhambat, yang pada gilirannya syukur atas hadirnya digitalisasi dalam pertukaran barang dan jasa.
Manusia mengalami cara hidup baru dalam perjuangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Persekutuan gerejani juga mengalami perubahan dalam perilaku menggereja, sehingga banyak hal yang tidak mungkin dilaksanakan secara leluasa, karena kita hidup dalam masyarakat dengan pelbagai persyaratan baru.
Rasul Petrus berkata, “Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu pernyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsumu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus yang telah memanggil kamu” (1Ptr. 1:13-15).
Dengan menyelaraskan diri pada tuntutan perubahan sosial, khususnya dalam hal kesehatan, persekutuan gereja kita bergerak bersama seluruh masyarakat untuk membangun disiplin diri dalam menunjang protokol kesehatan demi perjalanan bersama yang sehat dan tangguh. Salah satu disiplin diri yang diharapkan adalah menerima vaksinasi, agar daya tahan sehat diri dan sosial semakin kuat dalam kedaruratan hidup sekarang ini. Dengan demikian, perjalanan bersama semakin efektif dalam upaya memulihkan keadaan sosial dan pada gilirannya akan membuka tahapan baru dalam memajukan kesejahteraan bersama. Sebagaimana peristiwa Natal merupakan penyelarasan Ilahi terhadap keterpurukan manusiawi, demikian penyelarasan manusia perlu mendapatkan asupan sikap hidup yang bermutu dalam membangun kebaikan bersama supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku.
Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh. 16:33).
Peristiwa Natal 2021 mudah-mudahan mendorong kita untuk berani melibatkan diri dalam upaya bersama membuka cakrawala baru guna menghadapi perubahan iklim dan pemanasan bumi kita, yang sangat mempengaruhi pengadaan serta ketahanan pangan. Kehangatan hati yang diwartakan peristiwa Natal menyemangati kita untuk membangun lingkungan hidup yang semakin sehat, semakin seimbang, semakin kreatif, semakin inklusif dan semakin efektif dalam menumbuhkan kebaikan bersama.
Natal selalu mengingatkan kita akan panggilan hidup untuk menjadi pemeran aktif dalam memperkuat keseimbangan ekologis yang menopang keberlanjutan hidup secara manusiawi dengan penuh syukur. Rasul Paulus berkata, “Kamu telah menerima Yesus Kristus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur” (Kol. 2:6-7).
Gereja Katolik semesta sedang menjalani upaya sinodal, yaitu berjalan bersama dalam menemukan keutuhan penghayatan dan pengamalan iman dalam hidup menggereja dan masyarakat.
Gerakan hidup iman ini yang berpusat pada Kelahiran dan Kebangkitan Tuhan Yesus mudah-mudahan memperkuat penyelarasan hidup iman yang semakin bermakna dan bermanfaat bagi perjuangan hidup bersama di atas bumi ini. Berjalan bersama sebagai murid-murid Kristus mudah-mudahan mampu menjelmakan iman Kristiani guna menyuburkan persaudaraan dan persahabatan dalam dunia kita, yang sering kacau dan tidak bersinergi karena keangkuhan hati manusia.
Rasul St. Petrus berkata, hendaklah kamu semua seia, sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati, dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat” (1Ptr. 3:8-9). Dengan kata lain, kita berjalan bersama untuk membangun daya kolaboratif gerejani dalam persekutuan, partisipasi dan perutusan dengan jalinan kerjasama masyarakat dunia (pemerintah dan seluruh umat beragama) yang sedang diterpa dan ditempa oleh aneka tantangan dan kesulitan, khususnya persoalan lingkungan hidup yang berpengaruh pada kesehatan dan ketahanan pangan kita. Kita tetap dalam panggilan akan peduli sesama dengan tulus hati, karena perilaku demikian akan membangun dialog kehidupan yang saling memerdekakan.
Dalam pesan Hari Perdamaian Sedunia Tahun 2022, Sri Paus Fransiskus mengajak dunia kita untuk merenungkan “Pendidikan, Pekerjaan dan dialog antar generasi” sebagai sarana untuk memperkuat perdamaian yang berkelanjutan secara manusiawi.
Dengan pemikiran di atas ini, marilah kita melibatkan diri dengan segenap hati dalam memelihara lingkungan hidup yang sehat dan berkecukupan dalam hal pangan.
Kita saling menghaturkan “Selamat Hari Natal” dengan rendah hati dan penuh syukur. Kita juga mempersiapkan diri untuk menyambut Tahun Baru 2022, dengan saling mengucapkan “Selamat Tahun Baru” dalam bingkai pengharapan baru pula. Semoga peristiwa iman Kelahiran Tuhan Yesus senantiasa mendorong kita untuk membangun hidup rukun dan damai di tengah perjuangan berat sekarang ini.
Damai dan Terang Yesus Kristus “Jalan, Kebenaran dan Kehidupan” senantiasa hadir dalam keluarga dan komunitas iman kita.
Salam hangat dalam kasih Yesus Kristus yang menjelma.
Kupang, 8 Desember 2021, Pesta Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda.
Salam Hormat dan Berkat,
Mgr. Petrus Turang,
Uskup Agung Kupang. (red/*)