KUPANG, NTT PEMBARUAN.id- “Hanya dengan kondisi ternak sapi yang banyak dan bebas dari Brucellosis, ekonomi masyarakat akan terus bertumbuh dan mampu berperan dalam mengatasi ancaman resesi ekonomi, krisis pangan maupun krisis energi. Mempertahankan Kabupaten Kupang sebagai gudang ternak terus diaktivasikan melalui Gerakan Revolusi 5 P yang merupakan gerakan bersama Semau stakeholder dengan menjadikan bidang peternakan sebagai sektor prioritas dan lokomotif ekonomi setiap kepala keluarga,” kata Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Kupang, Novita Foenay saat membuka secara resmi Rapat Evaluasi Akhir Pembebasan Brucellosis di Pulau Semau, Rabu (09/11/2022) bertempat di Aula Hotel Sotis Kupang.
Kegiatan yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI turut dihadiri oleh Sub Koordinator Pencegahan Penyakit Hewan Siti Yulianti, Dr. Ana Agung Gede Putra, Pimpinan Lab Kupang drh. Susi, Kadis Peternakan Kabupaten Kupang Alex Matte, Camat Semau Selatan Amtiran dan sejumlah praktisi Kesehatan Hewan baik dari Pemerintah Provinsi NTT maupun dari Kabupaten Kupang.
Lebih lanjut Plt. Sekda Novita Foenay mengatakan kegiatan Rapat Evaluasi akhir ini menjadi bagian terpenting dari seluruh rangkaian kegiatan pengumpulan data dasar dan pengambilan sampel yang dilaksanakan sejak tahun 2018 sampai saat ini.
Atas nama Pemerintah Kabupaten Kupang, Novita menyampaikan terima kasih atas kontribusi semua pihak khususnya Tim dari Balai Besar Veteriner Denpasar selama berkerja di Pulau Semau atas dedikasi waktu dan tenaga guna menghasilkan justifikasi secara epidemiologis dan historis Semau Bebas Brucellosis. Melalui kesempatan tersebut juga dirinya nyatakan masyarakat peternak secara swadaya telah menyiapkan kendang jepit guna memperlancar proses pemeriksaan maupun vaksinasi kepada petugas lapangan dari Dinas Peternakan Kabupaten Kupang. Dirinya berharap Kementerian Pertanian RI dapat memberikan fasilitasi legalitas Semau sebagai lokasi pemurnian sapi Timor. Dengan demikian ekonomi masyarakat akan terus bertumbuh dan mampu berperan dalam mengatasi ancaman resesi ekonomi.
Pimpinan Balai Besar Denpasar, I Nyoman dalam sambutannya menyatakan pentingnya pencegahan penyakit hewan di masyarakat. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan strategis Balai besar Veteriner Denpasar yang diharapkan akan memberikan rasa aman kepada masyarakat dan pengembangan ternak secara sapi secara baik. Tentu upaya membebaskan Semau dari Brucellosis dilakukan secara baik, detail dan mengambil sampel dan didapatkan hasil sampel semua negatif.
Harapannya dengan melakukan usulan kepada Menteri bisa diterbitkan Sertifikat bebas Brusellosis di Pulau Semau.
Senada Sub Koordinator Pencegahan Penyakit Hewan Direktorat Kesehatan Hewan, Siti Yulianti menyatakan kegiatan pembebasan brucellosis mendapat perhatian khusus Pemerintah dan jadi konsen nasional. Dijelaskannya, bahwa Pulau Semau sudah memasuki tahap akhir pendataan dan diusulkan kepada Menteri Pertanian untuk terbitkan sertifikat bebas brucellosis di Pulau Semau.(Prokopim Kab.Kpg/red)