Categories Daerah Ekbis

QRIS Menuju Pertumbuhan Ekonomi Indonesa Maju

KUPANG, NTT PEMBARUAN.id- Bank Indonesia memperkenalkan sistem aplikasi baru kepada masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan nama Quick Respons Code Indonesian Standard (QRIS), atau standar pembayaran nasional.

Sistem ini sudah di launching oleh Gubernur Bank Indonesia sejak 17 Agustus 2019, bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesi di Jakarta.

Walaupun sudah di launching  tanggal 17 Agustus 2019 lalu, namun secara efektif baru diterapkan sejak tanggal 1 Januari 2020 mendatang, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia  NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja kepada wartawan di Kupang, Senin (19/8/2019).

QRIS merupakan standar QR Code pembayaran untuk pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik atau mobile banking. Peluncuran QRIS ini juga dilaksanakan serentak di 46 kantor perwakilan BI di seluruh Indonesia, termasuk Kantor Perwakilan BI NTT.

Peluncuran QRIS merupakan salah satu implementasi visi Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025 yang telah dicanangkan pada Mei 2019 lalu.  Sistem ini, menurut dia, semua pembayaran melalui aplikasi uang elektronik, seperti melalui ovo, gopay, atau link saja, dan sejenisnya.

Lalu kenapa berlaku efektifnya, 1 Januari 2020, kata dia, supaya memberikan waktu transisi bagi sistem pembayaran untuk melakukan persiapan aplikasinya, sehingga mereka memiliki standar yang sama sesuai dengan QRIS ini.

QRIS ini, lanjut dia, sesuai dengan visi sistem pembayaran Indonesia, atau disebut dengan SPI 2025 yang telah dicanangkan pada Mei 2019 lalu, dimana salah satunya adalah mengantisipasi inovasi teknologi perkembangan di dalam canal pembayaran ini atau masuk dalam ekonomi digital.

“Jadi, kalau dia menggunakan sistem pembayaran dengan menggunakan aplikasi QRIS ini wajib memiliki izin dari BI,” ujar dia.  Latar belakangnya adalah untuk mengantisipasi inovasi teknologi dan perkembangan canal pembayaran yang semakin beragam.

Selain itu, untuk memperluas akses pembayaran non tunai, dengan menyasar transaksi pembayaran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), sehingga dia bisa diterima dalam bertransaksi.

Terkait program ini, pihak BI mengusung semangat dengan nama UNGGUl, yaitu universal, gampang, untung, dan langsung.   Universal,  dimana penggunaan QRIS ini bersifat inklusif untuk seluruh lapisan masyarakat dan dapat digunakan dalam transaksi pembayaran, baik di tingkat domestik maupun luar negeri. “Jadi, QRIS tidak saja digunakan untuk melakukan transaksi di dalam negeri, tetapi juga bisa digunakan transaksi di luar negeri,” jelasnya.

Gampang,  dimana masyarakat dapat melaksanakan transaksi dengan mudah dan aman dalam satu genggaman ponsel.  “Kalau kita memiliki aplikasinya, seperti link saja, ovo, dan sebagainya tinggal membuka dan scan lalu arahkan ke QR code langsung bisa transaksi. Sifatnya  sangat milenial,” kata Atmaja.

Untung, dimana transaksi dengan menggunakan aplikasi QRIS menguntungkan pembeli dan penjual karena transaksi berlangsung secara efisien melalui satu code QR yang dapat digunakan untuk semua aplikasi pembayaran pada ponsel yang telah memiliki izin resmi dari BI, sedangkan yang belum mendapatkan izin dari BI tidak bisa menggunakannya.

Langsung, dimana transaksi dengan menggunakan kode QR ini langsung terjadi, karena proses transaksinya berlangsung cepat dan seketika mendukung kelancaran sistem pembayaran.

 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia  NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja berpose bersama wartawan usai konfrensi pers di Jao Cafe Kupang , Senin (19/8/2019)Kepala Perwakilan Bank Indonesia  NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja berpose bersama wartawan usai konfrensi pers di Jao Cafe Kupang , Senin (19/8/2019)

“Ekonomi itu sangat tergantung dari sistem pembayaran,seperti  tubuh kita bisa makan, berjalan, dan melakukan aktifitas apa saja karena ada darah yang mengalir di dalamnya. Sistem pembayaran ini juga demikian, menghidupkan dengutnya ekonomi. Jadi, sistem pembayaran itu sangat vital bagi sistem pembayaran perekonomian di Indonesia,” pungkasnya.

Ia menghimbau semua masyarakat untuk membuka rekening di bank, dan ditargetnya 2021 sebesar 75 persen penduduk Indonesia sudah memiliki akses kepada perbankan. Selain itu, untuk memajukan UMKM, yang pada akhirnya mendukung pertumbuhan ekonomi untuk Indonesia maju.

QRIS ini disusun oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dengan menggunakan standar internasional EMV .co, yaitu lembaga yang menyusun standar internasional QR  untuk sistem pembayaran.  Ada tiga elemen yang bekerja sama, yakni  BI, ASPI, dan lembaga internasional, EMV.co, sehingga berlaku secara universal baik transaksi lokal maupun transaksi luar negeri.

Kerjasama dengan lembaga internasional ini, menurut  dia,  untuk mendukung interkoneksi instrumen sistem pembayaran yang lebih luas, sehingga memudahkan dalam melakukan transaksi antarnegara. (ade)

Berita Terbaru