SALAH satu upaya untuk menghindari penumpukkan pengunjung pada situasi pandemi Covid-19, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Nusa Tenggara Timur telah merubah pola pelayanannya, baik secara offline maupun online.
Secara offline, Perpustakaan NTT melayani dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (Prokes), seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Sedangkan, secara online lembaga yang terkenal dengan gudang ilmu ini telah meluncurkan dua aplikasi berbasis digital yang dikenal dengan E-PerpusNTT dan Go Book.
Kedua aplikasi ini telah dilaunching oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat pada Desember 2020 lalu.
Kedua aplikasi ini sangat tepat dilakukan pada situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini, dimana para pembaca tidak perlu cape–cape mencari perpustakaan untuk mendapatkan literatur atau bahan bacaan, tetapi cukup akses melalui E-PerpusNTT dan Go Book yang penting ada jaringan internet.
Pengguna E-PerpusNTT dan Go Book saat ini sudah ribuan orang tersebar di 22 kabupaten/kota di NTT.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan NTT, Ir. Stefanus I. Ratoe Oedjoe, MT ketika ditemui media ini di kantornya, Jumat (10/12/2021) menerangkan, aplikasi E-PerpusNTT dan Go Book lebih efektif untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat pembaca.
Melalui kedua aplikasi itu, masyarakat lebih hemat waktu, tenaga dan biaya.
Jadi, walaupun secara fisik masyarakat tidak datang ke perpustakaan, tetapi mereka tetap membaca melalui E-PerpusNTT dan Go Book.
Dengan memanfaatkan kedua aplikasi itu, masyarakat bisa melihat dan membaca 427 judul buku untuk masyarakat umum di Perpustakaan NTT.
Selain buku untuk masyarakat umum, ada juga bahan bacaan untuk anak SD, SMP, SMA/SMK dan mahasiswa.
Lewat aplikasi tadi, fisik buku bisa dipinjamkan dan diantar langsung oleh pegawai perpustakaan ke alamat peminjam dan dikembalikan oleh peminjam sesuai waktu yang sudah ditentukan.
Khusus para peminjam yang usia lanjut dan kaum disabilitas, kata Stef, buku-buku yang dipinjamkan diantar langsung oleh pegawai perpustakaan ke rumahnya dan setelah selesai waktunya akan diambil lagi oleh petugasnya.
Syarat bagi peminjamnya cukup memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) Perpustakaan NTT, dan kalau rusak atau hilang siap diganti.
Program rutin lainnya untuk meningkatkan kunjungan masyarakat dengan menggelar lomba membaca puisi, lomba menulis, cerdas cermat dan lomba pidato sesuai jenjang pendidikannya masing-masing serta melakukan pelayanan mobil perpustakaan keliling.
Tahun ini, dana operasional untuk 2 mobil perpustakaan keliling dipotong, dan Stef berharap, tahun depan sudah bisa beroperasi kembali, terutama melayani masyarakat pembaca di Kota Kupang saja.
Kata Stef, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tidak hanya tanggungjawab Dinas Kearsipan dan Perpustakaan NTT saja, tapi tanggungjawab semua pihak termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat dan lembaga pendidikan.
Menyinggung soal pengunjung terbanyak, yang terbanyak sebut dia , dari kalangan mahasiswa.(red)