KUPANG, NTT PEMBARUAN.id- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Sejati Petani Sorgum Indonesia (SEPASI) kerjasama di bidang budidaya sorgum dari hulu sampai hilir di lahan petani sorgum di NTT.
Kerjasama kedua lembaga ini sudah ditandatangani Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dan Ketua Umum SEPASI, Lily Sutarsi Suradilaga berlangsung di ruang rapat Gubernur NTT, Jumat (16/10/2020).
Ketua Umum SEPASI, Lily Sutarsi Suradilaga menjelaskan tahapan- tahapan pendampingan budidaya sorgum yang akan dilakukan di lahan pertanian sorgum Provinsi NTT.
Pertama, dimulai dari hulu yaitu peningkatan produksi tanam sorgum, pemanfaatan menjadi pakan ternak. Sedangkan, di hilir berupa pendampingan UMKM dan UKM untuk pengolahan barang setengah jadi menjadi barang jadi serta pemasaran.
Kedua, dengan ditandatangani kerjasama ini menjadi bukti komitmen antara Sejati Petani Sorgum Indonesia dengan Pemerintah NTT untuk pemanfaatan sumber daya alam menjadi maksimal, menyiapkan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mandiri.
Sementara itu, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menyampaikan harapan besarnya untuk membangun hubungan kerjasama dalam bidang pertanian, khususnya sorgum.
” Mudah-mudahan ini dapat diterapkan di NTT dan membantu mengelola produk, baik dari penanamannya sampai dengan hasil panen dan dilanjutkan agar mampu dikembangkan sampai menjadi produk lain seperti pakan ternak,” tandas Gubernur Viktor.
Menurut Viktor, capital flight atau uang yang keluar dari NTT untuk datangkan pakan ternak dalam 1 tahun sekitar 1 triliun rupiah, baik pakan ternak ayam maupun babi.
“Harusnya uang sebesar itu dapat berputar di NTT, kalau kita mampu mengerjakan dan mendayagunakan semua potensi yang ada di NTT dengan baik. Karena itu, Provinsi NTT berencana untuk menyiapkan 3 pabrik pakan ternak di Flores,Sumba dan Timor,” kata Viktor.
Politikus asal NasDem ini memberikan apresiasi atas penandatanganan kerjasama ini. Tentunya, harus diikuti langkah-langkah konkret di lapangan dari tanam, panen sampai pada pemilihan produk yang bisa dipakai oleh masyarakat.
” Karena itu, saya mengharapkan pola-pola kerjasama ini, tidak hanya bekerja secara formal di atas kertas, tetapi dapat dilanjutkan dengan kerja nyata dan tindak lanjut yang mampu memberikan kehormatan bagi kita sendiri, bagi Provinsi NTT dan bagi bangsa dan negara,” pungkasnya. (ade/*)