KUPANG, NTT PEMBARUAN.id- Misa Kamis Putih di Kapela St. Kristoforus Matani, Paroki St. Yoseph Pekerja Penfui Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis ( 14/4/2022) malam tetap mematuhi protokol kesehatan (Prokes), seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Di Kapela St. Kristoforus Matani sendiri, Misa Kamis Putihnya berlangsung selama 2 kali, yaitu misa pertama dimulai pukul 17.00 Wita, yang dipimpin oleh Pater Jhon, dengan petugas koor dari Wilayah IV (KUB St. Yoseph), dilanjutkan dengan misa kedua dimulai pukul 19.00 Wita, yang dipimpin oleh Romo Andreas Sika,Pr dengan petugas koor dari KUB Ignatius .
Misa Kamis Putih ini juga mengenang Yesus sebagai Domba Paskah yang memberikan Tubuh dan darah-Nya pada malam perjamuan terakhir, sebelum Yesus meninggalkan para murid-Nya.
Pater Jhon, dalam khotbahnya mengatakan, pada malam perjamuan terakhir, Yesus memberikan dua kenangan atau dua warisaan kepada para murid-Nya, yaitu pertama adalah pembasuhan kaki para murid-Nya dan kedua adalah Ekaristi.
Pembasuhan kaki adalah sebuah warisan cinta kasih yang Yessus wariskan kepada murid-Nya agar mereka selalu saling melayani, saling menghormati,dansaling membasuh kaki satu sama lainnya.
Bagi orang Israel, kata Pater Jhon, tugas membasuh kaki adalah tugas seorang budak. Tetapi, pada malam perjamuan terakhir, Yesus memperbudakan diri-Nya sebagai simbol Yesus mau merendahkan diri-Nya.
“Melalui pembasuhan kaki, Yesus sebenarnya mau mengajak kita semua, menyadari bahwa seorang pemimpin itu tugasnya melayani bukan untuk memerintah orang lain. Oleh karena itu, jangan menggunakan kaki untuk melakukan kekerasan kepada orang lain,”pesan Pater Jhon.
Warisan kedua adalah Ekaristi, dimana Yesus menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya sebagai santapan jiwa dan santapan keselamatan kepada para murid-Nya.
“Yesus menyerahkan Tubuh dan darah-Nya sebagai makanan dan minuman dengan memecah-mecahkan-Nya. Yesus mencintai kita dengan mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib demi penebusan dosa manusia,”tutup Pater Jhon. (red)