KISAH pilu dialami pasangan suami istri (Pasutri) asal Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Melkior Tunti (48) dan istrinya Wihelmina (36), tak menyangka anak mereka mengalami kelainan terlahir tanpa lubang anus.
Semua orang tua pasti mendambakan buah cinta (anak) dari sebuah pernikahan. Namun, berbeda dengan anak dari Melkior Tunti (48) dan Ibu Wihelmina Nial (36) warga asal Kampung Bere, Desa Bangka Ajang, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai.
Kepada wartawan, Melkior mengisahkan, bahwa dirinya bersama istri ke Poskesdes Pau untuk bersalin dan tepat pada tanggal 15 Juni 2021 lalu, putra bungsu (anak ke -4) mereka lahir dengan selamat.
Setelah proses persalinan berjalan dengan lancar, malamnya pihak keluarga langsung diperbolehkan pulang oleh petugas Poskesdes Pau.
Sesampainya di rumah, mereka baru tau kalau buah hati mereka yang diberi nama Rafael Tunti Agung’ dilahirkan tanpa memiliki lubang anus.
Melihat hal itu, pihak keluarga segera mengambil tindakan untuk menghubungi kembali petugas kesehatan di Poskesdes Pau untuk meminta ditemani ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ben Mboi Ruteng untuk secepatnya mendapat penanganan dari dokter.
“Saya membawa istriku ke Poskesdes Pau untuk bersalin dan tepat pada tanggal 15 Juni 2021 lalu, putraku lahir dengan selamat dan selang beberapa saat kemudian pihak Poskesdes memperbolehkan kami untuk pulang ke rumah pada waktu itu. Sesaat setelah tiba di rumah, kami baru tau bahwa putra kami lahir tanpa lubang anus, Kami pun segera menghubungi kembali petugas kesehatan di Poskesdes Pau untuk memberitahukan hal itu dan bersedia untuk temani kami ke RSUD Ben Mboi Ruteng,” kisah Melkior kepada wartawan, Rabu ( 16/01/2022).
Sejak saat itu hati Melkior dirundung rasa khawatir dan sedih lantaran tidak tau harus berbuat apa lagi dengan keadaan putranya yang tidak memiliki lubang anus, tapi setelah berbincang dengan pihak Poskesdes Pau mereka menyarankan untuk segera dibawa ke RS dan pada tanggal 16 Juni (selang 1 hari setelah lahir, red) orang tua bayi mungil ini beserta petugas kesehatan mengantar bayi mungil itu ke RS guna mendapat penanganan lebih lanjut dari pihak dokter.
“Sejak saat itu, saya dirundung rasa khawatir dan sedih lantaran tidak tau harus berbuat apa lagi dengan kondisi anak kami seperti itu, tapi setelah berbincang dengan petugas kesehatan dari Poskesdes Pau mereka memberitahukan kepada saya untuk segera mengantar bayi kami ke RS, sehingga tanggal 16 Juni 2021 kami langsung ke RS bersama petugas kesehatan Poskesdes Pau. Kemudian dokter di RSUD Ben Mboi Ruteng dengan sigap melakukan operasi untuk membuka lubang anusnya lewat bagian perut sebelah kanan, tepatnya pada tanggal 17 Juli 2021 yang lalu,” ungkapnya.
Meskipun operasi pertama pun berjalan dengan lancar, tapi perjuangan bayi mungil ini untuk menahan sakit tidak sampai di situ karena semakin hari semakin sakit karena membuang kotoran BAB tidak pada tempat yang semestinya.
Hingga saat ini karena keterbatasan ekonomi, kata Melkior, terpaksa menunda terus untuk melakukan operasi anaknya yang rencananya akan dirujuk ke Bali.
Apalagi dirinya hanya berprofesi sebagai petani terpaksa menunda rujukannya.
“Operasi pertama sudah berjalan dengan lancar, tapi pihak RS sudah menyarankan kepada kami selaku keluarga untuk sesegera melakukan penanganan operasi lanjutan, inilah yang menjadi kewalahan kami selaku keluarga karena keterbatasan ekonomi, kami terpaksa menunda terus untuk melakukan operasi, apalagi operasinya nanti rencananya akan rujukan di Bali karena di sini tidak lengkap alat medis untuk melakukan operasi lubang anus,” tutur Melkior dengan suara terbata-bata.
Pihak keluarga sangat mengharapkan uluran tangan kasih dari semua pihak, bagi pembaca yang mau membantu meringankan beban dari Rafael Tunti Agung dapat menghubungi nomor handphone No HP: 081238194270 dari (Melkior Tunti) Ayah Rafael Tunti Agung dengan No Rek BRI: 473001044259539 atas nama Melkior Tunti. (fon/*)