KUPANG, NTT PEMBARUAN.id – Kamis, 16 Januari 2020, Panitia Pesparani Nasional dibawa pimpinan Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) Tahun 2020, Adrianus Meliala didampingi Ketua LP3K NTT, Frans Salem bersama timnya menemui Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi.
Dalam pertemuan itu, mereka membahas terkait persiapan tempat dan anggaran yang disiapkan menyambut Pesparani Nasional yang akan dilaksanakan mulai tanggal 28 Oktober 2020 mendatang, dimana Kota Kupang, yang adalah Ibu Kota Provinsi NTT dipercayakan sebagai tuan rumah.
“Kami sudah bertemu dengan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wagub NTT,Josef Nae Soi untuk melaporkan progres terkait pelaksanaan Pesparani Nasional yang dilaksanakan tanggal 28 Oktober 2020 nanti,”kata Ketua LP3KN Tahun 2020, Adrianus Meliala didampingi Ketua LP3K NTT, Frans Salem bersama timnya kepada wartawan di Ruang Media Center Kantor Gubernur NTT, Kamis (16/1/2020).
Setahun yang lalu, ia bersama timnya sudah menyerahkan Surat Keputusan Menteri Agama dalam rangka menetapkan Kota Kupang sebagai tuan rumah pelaksanaan Pesparani II Tahun 2020.
Ada tiga hal besar yang dilakukan paniti, pertama mempersiapkan 13 mata lomba yang akan dipentaskan, seperti persiapan materi lomba, tata caranya, tim jurinya, dan sebagainya.
Terkait persiapan itu direncanakan, tehnical metingnya dilaksanakan pada Mei 2020 dihadri seluruh ketua gelegasi dan ketua kontingen dari 34 provinsi di Indonesia sekaligus meninjau lokasi yang akan digunakan sebagai tempat perlombaan.
Kedua, panitia terus mendorong kabupaten/kota hingga provinsi untuk segera melaksanakan perlombaan Pesparani di daerah masing-masing, sehingga yang dinyatakan juara I tingkat provinsi nanti akan mengikuti Pesparani Tingkat Nasional.
Sejak tahun lalu hingga saat ini sudah 100 kabupaten/kota, dan 10 provinsi di Indonesia yang sudah menyelenggarakan lomba Pesparani di daerahnya masing-masing. Bagi kabupaten/kota, dan provinsi lainnya yang belum, ia menghimbau untuk segera dilaksanakan.
Ketiga, pihaknya juga telah melaporkan kepada Gubernur NTT mengenai sumber dana, dimana anggaran yang disiapkan oleh Pemprov NTT sebesar Rp 31 miliar. Sebab, dana pasti yang diberikan oleh negara belum ada.
“Tetapi, kami sudah mendapat sinyal, bahwa negara pada akhirnya akan memberikan dana. Sebagai contoh kami sudah bertemu dengan Komisi VIII DPR RI, dimana dalam rapat dengar pendapat dinyatakan dengan tegas bahwa DPR RI mendukung Pesparani Tahun 2020 dan meminta Pempus untuk mengalokasikan anggaran untuk itu. Kami juga sudah bertemu dengan Menteri Agama RI dan sudah memerintahkan Biro Perencanaan untuk mempersiakan anggarannya,” urainya.
Untuk mendapatkan dana, panitia juga melakukan berbagai kegiatan penggalangan dana dan meminta dukungan dari pengusaha katolik di seluruh Indonesia, dengan beberapa pola sponsor untuk menopang kegiatan ini.
Adrianus mengatakan, untuk kegiatan operasional sendiri telah disiapkan dari APBD I NTT sebesar Rp 2 miliar, dan Wagub NTT sendiri sudah menginformasikan bahwa sebenarnya Pemprov NTT sudah menganggarkan sebesar Rp 31 miliar.
Dari dana itu nanti, Rp 5 miliarnya untuk biaya operasional, dan selebihnya untuk pembenahan pembangunan infrastruktur, seperti stadion dan lokasi lain yang nantinya disiapkan untuk pelaksanaan Pesparani Nasional 2020.
Ia juga berharap, para bupati se-NTT, khususnya se-daratan Timor untuk ikut mendukung suksesnya kegiatan yang akan diikuti minimal 9000 peserta dari 34 provinsi di Indonesia tahun ini.
Menjawab wartawan terkait kepastian alokasi anggaran dari pusat, kata Adrianus, sumber anggarannya berdasarkan permintaan Komisi VIII DPR RI ada dua, pertama, alokasi anggaran melalui Satker Kementerian Agama RI, kemudian dipindahkan untuk anggaran Pesparani Nasional II Tahun 2020.
Kedua, kalau memang tidak bisa , DPR RI menyarankan untuk mengambil dana dari pos yang dipersiapkan untuk tanggap darurat, seperti bencana alam atau hal-hal yang bersifat musibah lainnya.
“Pengalaman waktu kita Pesparani di Ambon, negara mengalokasikan anggaran sebesar Rp 12,5 miliar. Diperkirakan angkanya sekitar itu pula yang kita terima pada Pesparani Nasional II Tahun 2020 ini. Kalau kita asumsikan, membutuhkan dana sekitar Rp 40 miliar untuk kebutuhan logistik dan akomodasi, maka porsi APBD I NTT yang lebih besar,” kata Adrianus.
Pada tempat yang sama, Romo Jhon mewakili KWI menyampaikan terima kasih kepada Gubernur NTT dan Wagub NTT bersama jajarannya yang mendukung kegiatan Pesparani II Tahun 2020 ini. Secara internal iman katolik, kata Romo Jhon, Pesparani ini untuk menjalin hubungan persaudaraan antara lintas provinsi, suku dan ras di Indonesia.
Sementara Ketua LP3K NTT, Frans Salem menyebutkan, 22 kabupaten/kota di NTT sudah menyelenggarakan lomba Pesparani di daerahnya masing-masing, dan yang mendapatkan juara I akan mengikuti lomba Pesparani Tingkat Provinsi NTT yang akan digelar Mei 2020 mendatang.
Menurut rencana, penutupan lomba Pesparani Tingkat Provinsi NTT pada Mei 2020 nanti akan dilanjutkan dengan tehnical meting yang diikuti seluruh delegasi Ketua LP3K dari 34 34 provinsi di Indonesia.
Lokasi yang akan digunakan sebagai tempat perlombaan nanti antara lain, Aula Gereja St. Maria Assumpta Kota Kupang, Gereja Paulu Oepura Kota Kupang, dan Aula Utama El Tari Kantor Gubernur NTT.
“Kita bersyukur NTT mendapatkan kepercayaan untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pesparani Nasional kedua tahun ini, setelah Pesparani I di Ambon,” kata Frans.
Terkait kapasitas tempat penginapan para peserta nanti, kata Frans, panitia sudah melakukan pertemuan dengan sejumlah pimpinan hotel berbintang, hotel melati,dan home stay di Kota Kupang totalnya sekitar 8.000 lebih kamar dari yang dibutuhkan minimal 9000 kamar. “Kita optimis, masih ada beberapa bulan ke depan, kita akan penuhi kekurangan itu,” pungkasnya. (ade)