LABUAN BAJO, NTT PEMBARUAN.id- Jaringan listrik ke Desa Gurung, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat, Ujung Barat Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai dikerjakan tahun ini.
Sebagian besar bahan material, berupa tiang listrik dengan ketinggian 12 meter sudah diturunkan ke desa itu, dan saat ini sedang dalam penggalian lubang untuk penanaman tiang, kata Ayu, Kepala Cabang PT. PLN Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat kepada wartawan media ini di Labuan Bajo, Jumat (19/7/2019).
Menurut Ayu, sebagian besar desa di Kecamatan Welak sudah terlayani jaringan listrik, tinggal Desa Gurung saja yang belum. “Karena itu, Desa Gurung menjadi prioritas kami dalam percepatan pembangunannya tahun ini, dan mudah-mudahan paling lambat Desember 2019 sudah menyala, “ harapnya.
Hilarius Tentino, salah satu tokoh masyarakat Kampung Lempa, Desa Gurung yang dihubungi secara terpisah via telepon selulernya, Sabtu (20/7/2019) merasa senang dengan kehadiran jaringan listrik PLN ke wilayahnya tahun ini.
“Sudah 74 tahun Indonesia merdeka, tetapi kami belum menikmati listrik. Mudah-mudahan dengan diturunkannya tiang listrik PLN di sepanjang ruas jalan Desa Gurung saat ini, tidak lama lagi desa kami terang dan bisa melakukan aktifitas di malam hari,”harap Hila yang sudah lama mendambakan kehadiran PLN ini.
Karena itu, untuk mempercepat progress pembangunannya, Hila menyarankan, kalau bisa pihak PLN atau kontraktor yang mengerjakan di lapangan memberdayakan masyarakat setempat untuk menggali lubang di lahannya masing-masing yang dilewati jaringan listrik dengan upah kerja yang wajar.
Yang terjadi saat ini, menurut dia, hanya dua orang pekerja saja yang ditunjuk untuk menggali lubang sekaligus menanam tiang, sehingga membutuhkan waktu yang lama baru bisa selesai nanti. Karena minimnya tenaga pekerja tadi, maka sampai hari ini baru 8 tiang yang sudah ditanam.
Padahal, kalau semua anak kampung turut mengambil bagian sebagai tenaga kerja untuk menggali lubang dan menanam tiangnya, maka niscaya dapat mempengaruhi percepatan progress pembangunannya.
Ia optimis, kalau pihak PLN atau kontraktor melakukan sosialisasi soal kesediaan masyarakat untuk menggali lubang dan menanam tiang, pasti banyak masyarakat yang mau bekerja asalkan dengan upah kerja yang wajar.
Menurut informasi yang didengarnya dari petugas yang turun ke lapangan, paling cepat Desember 2019, dan paling lambat Januari 2020 listrik sudah menyala di semua kampung di Desa Gurung.
Tetapi, kalau pekerja penggali lubang dan menanam tiangnya hanya dua orang saja setiap hari, ia pesimis, akan memperhambat progress yang ditargetkan. Dari pengakuan kedua pekerja lokal yang didengarnya, rata-rata setiap hari mereka hanya mampu menggali tiga lubang dengan kedalaman 2 meter.
“Sebab, dalam desain yang saya dengar dari petugas lapangan, dari 12 meter tinggi tiang listrik yang ada akan ditanam dengan kedalaman 2 meter, dan 10 meter ke atas,” kata Hila yang juga Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Gurung ini.
Secara pribadi, ia mengaku, bangga dan senang dengan kehadiran PLN di wilayahnya. Karena itu, ia minta Kepala PLN Labuan Bajo untuk terus memantau perkembangan pekerjaanya di lapangan, sehingga apa yang ditargetkan bisa tercapai tepat waktu.(ade/nus)