Categories Daerah Polkam

HUT Ke-62 NTT Moment Instrospeksi Diri

KUPANG, NTT PEMBARUAN.id- Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-62 NTT yang dirayakan Minggu (20/12/2020) dilaksanakan secara virtual disatukan dengan rapat kerja (Raker) para bupati/walikota se-NTT.

Sedianya, HUT ke-62  NTT  tahun  ini berlangsung di Maumere, Ibu Kota  Kabupaten Sikka, tetapi karena kondisi pandemi covid-19, maka dilakukan secara virtual, kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius,M.Si kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (18/12/2020).

“ Ayo , jadikan HUT ke-62 NTT Tahun 2020 sebagai moment untuk kita melakukan introspeksi  diri bagaimana peranan kita dalam membangun NTT. Membangun NTT, tidak hanya pemerintah saja, tetapi seluruh lapisan masyarakat merasa memiliki NTT ini .Berbicara dengan diri sendiri, sejauhmana peranan saya membangun NTT,” kata Mantan Kadis Pariwisata NTT ini.

“Contoh yang paling kecil adalah bagaimana saya peduli dengan lingkungan di sekitar rumah. Ketika ada sampah di depan rumah saya, tidak harus menunggu perintah dari Ketua RT, tetapi memiliki kesadaran untuk membersihkannya. Lalu ketika selokan tergenang air di rumah saya, apakah saya harus menunggu perintah dari Ketua RT. Hal –hal kecil seperti itulah, yang perlu direfleksi,” tukasnya.

Ia menyebutkan, ada sejumlah kegiatan yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT, kabupaten/kota di NTT  menyongsong HUT ke-62 NTT Tahun 2020 antara lain,  membersih sampah, donor darah, bantuan sosial (Bansos),  termasuk memberikan bantuan kepada para korban bencana erupsi Gunung Ili Lewotolok di Lembata kolaborasi dengan Pempus  berupa bantuan beras, dan uang.

“Kita berharap, HUT ke-62 NTT tahun ini suatu moment refleksi untuk masyarakat NTT sejak NTT lahir 1958 sampai dengan Tahun 2020. Dalam perjalanan 62 Tahun itu, banyak perubahan yang sudah dilakukan Pemprov NTT.  Kita memberikan apresiasi kepada Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi untuk pertama kali dalam sejarah NTT, berkomitmen untuk membangun jalan provinsi bahkan kita sudah 300 kilo meter sudah dibangun di NTT. Dan’ akan  dilanjutkan Tahun 2021 dan 2022 mendatang. Jadi, terobosan-terobosan yang luar biasa yang dilakukan Gubernur Laiskodat dan Wagub Nae Soi untuk membangun jalan provinsi,” urainya.

Di bidang pengembangan garam, selama ini NTT memiliki banyak lahan garam, tetapi belum digarap dengan baik. Di masa kepemimpinan Gubernur Laiskodat dan Wagub Nae Soi lahan-lahan yang ada itu mulai digarap, seperti di Nunkurus, Kabupaten Kupang, Nagekeo, dan  Malaka.

Selanjutnya, di bidang pariwisata, pertama kali dalam sejarah Pemprov NTT membangun destinasi-destinasi baru yakni ada tujuh destinasi baru antara lain, Pantai Liman di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, Perairan Mulut Seribu di Kabupaten Rote Ndao (RoNda), wisata alam dan budaya Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Selain itu, wisata Kampung Adat Praimadita, Kabupaten Sumba Timur, wisata pantai di Moru, Kabupaten Alor, dan wisata alam di sekitar Taman Nasional Kelimutu, Kabupaten Ende, Flores.

“Kami mengajak masyarakat NTT untuk mengunjungi tujuh destinasi baru itu. Itu semua menggambarkan bahwa terobosan –terobosan baru ini, memberi kesan kepada masyarakat bahwa kita mulai membangun sesuatu yang baru. Di samping itu, upaya kita untuk menggerakan masyarakat menanam jagung panen sapi  di 10.000 hektar sudah dilakukan. Walaupun perjalanannya tahap demi tahap, tapi sudah ada komitmen yang tinggi  dari Pemprov NTT untuk mendorong 17 kabupaten yang ada untuk menanam jagung panen sapi, dan itu adalah kebijakan gubernur,” tandas Jelamu.

Jangan lupa juga sophia,  yang menjadi suatu komunitas ekonomi lokal sangat membantu masyarakat karena dikumpul dari rak sopi lalu kemudian difermentasi secara ilmiah  di laboratorium yang menghasilkan suatu minuman yang berkelas, tidak saja di level nasional, tetapi juga di tingkat internasional.

“Begitu pun kelor, menjadi satu konten utama dalam pengembangan ekonomi NTT, ditambah dengan sektor pertanian, peternakan , perkebunan, dan semua pihak kita bangun di masa kepemimpinan Gubernur Laiskodat dan Wagub Nae Soi,” tuturnya.

Tidak kalah penting adalah perubahan perilaku ASN. ASN di zaman Gubernur VBL dan Wagub JNS, lanjut dia,  ASN harus siap selama 1 X 24 jam untuk melayani masyarakat. “Jadi, secara administrasi pemerintahan kita bekerja mulai jam 07.30 Wita – pukul 15.30 Wita, tetapi sebagai ASN tetap bekerja selama 24 jam. Bapak Gubernur jarang sekali tidur jam 1-2 malam. Jam 3 dini hari baru tidur karena memikirkan bagaimana membangun NTT. Kemudian Gubernur mengeliling semua kabupaten/kota di NTT untuk memastikan pembangunan di seluruh daerah di NTT berjalan dengan baik,”papar Jelamu. (ade)

Berita lainnya