KUPANG, NTT PEMBARUAN.id–Diduga, 252 ekor babi yang dilaporkan mati dari 6 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak 21 Desember 2022 hingga 24 Januari 2023 terserang penyakit African Swine Fever (ASF) dan hog cholera.
Enam kabupaten/kota yang sudah melaporkan kematian babinya itu masing–masing, Kota Kupang 39 ekor, Kabupaten Kupang 75 ekor, Sumba Barat Daya (SBD) 22 ekor, Ende 41 ekor, Sikka 42 ekor dan Flores Timur 33 ekor.
“Dugaan sementara kita babi–babi yang mati tidak semua karena penyakit ASF, tapi juga penyakit hog cholera. Memang dari beberapa sampel yang kita uji laboratorium seperti satu ekor babi yang mati di Naibonat, Kabupaten Kupang, satu ekor babi di Ende dan satu ekor babi di Sikka hasilnya terserang penyakit ASF.Tapi, bisa juga hog cholera karena gejalanya mirip,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesehatan Masyarakat Veternet ( Kesmavet) Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur, drh Melky Angsar, M.Sc kepada media ini di Kupang, Rabu (25/1/2023).
Gejalanya nafsu makan tidak ada, tidur–tiduran, keluar darah di telinga, menceret, keluar darah dari hidung dan pantat.
Gejala–gejala seperti itu menurut Angsar, mirip dengan penyakit ASF dan hog cholera.
Langkah pencegahannya batasi lalu lintas pengiriman ternak babi antar pulau, lakukan disinfektan, sering membersihkan kandang dan tidak boleh sembarang orang masuk ke kandang termasuk pembeli babi.
Menurut dia, virus itu menyerang babi bisa melalui manusia, hewan, lalat dan nyamuk.
Kepada para pemilik babi, ia juga sarankan setelah membeli pakan ternak dari toko sebelum ke kandang, rendam dulu kaki dengan disinfektan untuk mencegah penularan virus dari orang lain yang datang saat membeli pakan di toko.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat kalau ada babi yang mati jangan dimakan tapi langsung dikubur. (red)