OELAMASI, NTT PEMBARUAN.id- Bupati Kupang, Korinus Masneno, kembali menegaskan, bahwa berbicara tentang revolusi 5 P, yaitu pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan pariwisata yang dicanangkannya tidak cukup dengan memberikan teori, tetapi harus memberikan contoh.
“Saya menyampaikan kepada para pimpinan dinas, berbicara tentang revolusi 5 P tidak cukup dengan memberikan teori, tetapi harus memberikan contoh,” tandas Bupati Kupang, Korinus Masneno didampingi Kabag Humas Setda Kabupaten Kupang, Ny. Martha Para Ede kepada wartawan di ruang rapat Kantor Bupati Kupang di Oelamasi, Kamis (3/12/2020).
“Contohnya, di bidang pertanian, semua kepala dinas di lingkup Pemerintah Kabupaten Kupang, saya wajibkan untuk menanam di sekitar Kompleks Civil Center Kota Oelamasi. Saya sendiri sudah panen 4,2 ton jagung. Tapi, saya tidak menjual. Saya simpan saja, supaya kalau rakyat saya besok-besok kelaparan, saya bagi-bagi,” janjinya.
Masih terkait di bidang pertanian, ia menyadari sepengenuhnya bahwa topografi daerah Kabupaten Kupang lebih banyak gunung dengan dataran rendahnya sedikit, curah hujannya sedikit pula, dan ketika hujan turun semuanya mengalir ke laut karena belum ada penampungan air di gunung, kecuali penampungan air di permukaan dataran rendah.
Bagi dia, berbicara tentang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan pariwisata kunci utamanya adalah air. “Oleh karena itu, pada tahun pertama dan tahun kedua kepemimpinan kami, untuk pertanian pada area di sekitar poros tengah mulai dari Tarus sampai di Naibonat, kita gagal tanam karena curah hujannya rendah, sehingga tidak sempat tanam. Lalu, saya mencari solusinya kita beralih ke palawija besar-besaran. Saya turunkan traktor, saya turunkan PPL, saya turunkan pupuk, dan saya turunkan mesin bor air untuk 7 sumur bor,” sebut Bupati Korinus.
Misalnya, di Kupang Tengah ada 5 sumur bor yang dibangunnya termasuk penyediaan pipa, dan mesin pompanya sehingga masyarakat bisa menanam pada musim panas. “Dari semua tempat, sampai di Raknamo, Sulamu, Fatuleu Barat, dan Takari kita dorong sampai di musim panas Bapak Gubernur NTT turun panen 160 hektar padi. Beberapa kali, Gubernur NTT turun tanam jagung pada musim hujan mulai dari Raknamo sampai Fatuleu Barat, bahkan Fatuleu Barat sedang berbicara dengan kita kaitan dengan hasil produksinya yang belum terserap,” ujar dia.
Di bidang peternakan, pihaknya terus menggalakan masyarakat untuk menanam tanaman pakan ternak jenis lamtoro teramba.
“Saat ini, saya sudah siapkan 15.000 anakan lamtoro teramba, dan diperkirakan akhir tahun ini sudah mencapai 30.000 anakan untuk dibagikan secara gratis kepada semua desa di Kabupaten Kupang. Saya menyampaikan kepada para peternak, di saat kondisi hujan berkurang, kita tidak bisa menangis hujan harus datang. Cara menyikapinya, adalah menanam pakan ternak karena menanam lamtoro teramba itu tidak perlu disiram setiap hari. Satu kali tanam, panen terus menerus,” imbuhnya.
Dia sendiri sudah membuktikannya, telah menanam pakan ternak di lahan 2 hektar dan dalam tempo 1 tahun sudah bisa merasakan hasilnya karena dari pakan ternak yang ditanam itu, bisa memberikan makan 10 ekor sapi.
“Contohnya, kita membeli satu ekor sapi seharga Rp 5 juta X 10 ekor = Rp 50 juta. Kemudian dalam tempo 6 bulan ke depan berkat pakan ternak dari lamtoro teramba yang kita tanam itu bisa menaikan berat badan sapi, sehingga pada saat dijual hargana naik menjadi Rp 10 juta/ekor. Paling tidak, satu ekor itu, kita untung bersih Rp 2,5 juta X 10 ekor maka untung bersihnya sebesar Rp 25 juta. Jadi, sebenarnya cukup memiliki 2 hektar lahan lamtoro teramba, maka setiap rumah tangga Kabupaten Kupang akan makan nasi dari Januari sampai dengan Desember setiap tahun. Kita tidak bisa lagi membajak sawah, karena curah hujannya setiap tahun itu berkurang, maka orang di Kabupaten Kupang harus bisa memanen beras di puncak gunung. Tanam saja lamtoro di gunung,dan percaya saja setiap tahun, setiap 2 hektar anda akan memanen beras di toko-toko atau pasar-pasar dari hasil penjualan sapi itu,” paparnya.
Sementara di bidang perikanan, pihaknya sudah membuat 2 rumah ikan di lepas pantai di daerah Teres, tinggal melihat titik koordinatnya saja karena alatnya harus melewati laut.
Bagi yang hobby memancing ikan, Pemkab Kupang juga sudah menyediakan fasilitas kapal speedboat di Teres. “Jadi, siapa saja yang ingin memancing di lepas Pantai Teres, kita siapkan speedboat tinggal disewa saja. Kita juga sedang mencoba dengan sistem teknologi tetes di Teres. Kalau sudah jadi, kita siapkan anggarannya,” kata Bupati Korinus.
Selanjutnya, di bidang pariwisata, pihaknya sedang membangun 3 obyek wisata besar di Kabupaten Kupang termasuk di Teres, dimana satu-satunya lokasi wisata orang bisa minum lair langsung dari kran.
Pemkab Kupang juga menyiapkan tempat untuk masyarakat menonton matahari terbit dan terbenan dari puncak Teres. Direncanakan, obyek wisata Teres akan menjadi wisata siang dan malam karena sudah dilengkapi lampu-lampu sebanyak 140 titik dengan menggunakan listrik di bawah tanah.
Di lokasi itu juga, akan disiapkan kolam renang air laut dan pusat kuliner baru, sehingga roda perekonomian masyarakat setempat bisa berjalan. (ade)