Categories Daerah

Bocah Penderita Hidrosefalus Terima Sembako dari Polres Mabar

LABUAN BAJO, NTT PEMBARUAN.id– Mektildis Oktaviana (12) bocah penderita hidrosefalus warga Desa Pantar , Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, mendapat bantuan Sembako dari Polres Manggarai Barat.

Mektildis sudah 12 tahun terbaring karena menderita penyakit hidrosefalus.

“Hari ini, Kamis (23/12/2021) kita datang melihat seperti apa kondisi Mektildis, yang selama ini diberitakan media masa serta masyarakat yang ada di sini. Ini adalah bentuk kepedulian Kapolres Manggarai Barat melalui Kapolsek Komodo untuk menyerahkan seala kadarnya membantu meringankan beban dari keluarga ini” kata Kapolres Manggarai Barat, AKBP Felli Hermanto melalui Kapolsek komodo, IPTU Muhammad Yakub saat memberikan bantuan Sembako di kediaman Mektildis Oktaviana, Kamis, 23/12/2021 di Sokrutung Labuan Bajo.

Sekretaris Desa Pantar, Matias Giat Ruta, mengatakan terkait dorongan pemerintah desa untuk meringankan proses kelengkapan berkas permohonan kepada pemerintah daerah melalui Dinas Sosial, kata dia, pihaknya sudah melaporkan ke dinas, terkait keberadaan bocah penderita hidrosefalus itu.

“Terkait ini memang pemerintah desa kemarin sudah mendatangi Dinas Sosial Mabar. Hal ini sudah kita laporkan terkait keadaan anak Oktaviana ini. Tunggu saja jawaban selanjutnya dari Dinas Sosial seperti apa dan kapan. Harapan kami kepada Dinas Sosial secepatnya menanggapi,” kata Matias kepada wartawan.

Sementara itu, Maria Oni (37) ibu kandung dari Mektildis Oktaviana (12) bocah penderita H
hidrosefalus itu menyampaikan terimakasi kepada Polres Manggarai Barat dan Kapolsek Komodo yang berkempatan hadir dan memberikan bantuan untuk keluarganya itu.

“Kemarin kami sudah membawa anak kami ini untuk pergi periksa di RS Siloam Labuan Bajo, hasilnya kemarin dokter bilang agar secepatnya di rujuk ke salah satu rumah sakit di Bali untuk dioperasi. Kami ucapkan terimakasih kepada Polres Mabar dan Polsek Komodo yang telah berkunjung dan melihat bagaimana keadaan anak kami ini, dan juga terimaksih atas bantuan yang diberikan kepada kami.” ujarnya.

Pantauan media ini di kediaman Mektildis Oktaviana (12), turut hadir dalam kunjungan tersebut diantaranya IPDA Eka Dharma Yuda, Bhabinkamtibmas I, Wayan Gede Suwantika, Briptu Maria Faustina Pipa perwakilan dari Humas Polres Mabar dan sejumlah aparat dari Polsek Komodo.

Diberitakan media ini sebelumnya, isak tangis yang dialami keluarga pasangan suami istri Fransiskus Dasales Ndora (38) dan Maria Oni (37) itu baru diketahui pada saat anak mereka ( Mektildis, red) berusia tiga bulan setelah lahir.

Penyakit Otaviana yang lahir pada 25 Oktober 2009 silam itu menjalar diketahui awalnya Oktaviana menangis selama tiga malam, akhirnya kedua orangtuanya tersebut berinisiatif untuk pergi cek kesehatan anak mereka di Susteran Labuan Bajo.

Pada waktu itu, salah seorang suster mengecek kondisi pasien, dan suster menyarankan untuk minta rujukan ke Puskesmas Labuan Bajo agar bisa ke RSUD Ruteng.

“Tiga malam dia menangis tidak berhenti waktu itu, akhirnya kami minta resep obat di Susteran Labuan Bajo. Pada waktu itu, ada salah satu suster mengecek kondisi kesehatan pasien dan menyarankan kami untuk minta rujukan di Puskesmas Labuan Bajo agar bisa ke Ruteng untuk bertemu Dokter Bedah Saraf di Rumah Sakit Umum Ben Mboi Ruteng . Sekitar satu minggu di RSU Ruteng. Kemudian setelah dokter chek ternyata anak kami kena penyakit Hidrosefalus (Pembengkakan pada kepala karena penimbunan cairan di bagian kepala),” jelas dia.

Saat itu, dokter di Ruteng menyarankan keluarga cepat rujuk ke RS Sangla Bali untuk dilakukan operasi, kisah Fransiskus Dasales Ndora Kepada wartawan media ini di kediamannya di Desa Pantar, Kecamatan Komodo, Sabtu ( 4/12/2021) lalu.

Lebih lanjut Fransiskus menceritakan, pada waktu itu dirinya dan istri mulai bingung memikirkan dana untuk ke Bali untuk proses lebih lanjut penanganan penyakit yang dialami putrinya tersebut. Dengan dana seadanya, dirinya mengaku untuk opersai menggunakan Jamkesmas.

Setibanya di Bali terbantu sedikit dari keluarga yang bekerja di sana sehingga bisa menjalani operasi selama dua tahap.

“Waktu itu kami ikut Kapal Laut Tilong Kabila dengan biaya sendiri,” tuturnya.
Setelah dua minggu di Bali dan operasi tahap awal dimulai dengan sedot cairan tersebut pada jam 07.00 Wita sampai pukul 15.00 Wita (jam 3 sore).

Di Bali selama 6 bulan dengan dua kali operasi, aku pria yang berprofesi sebagai petani itu.
Sementara itu, Maria Oni (37) Ibunda Mektildis Oktaviana mengatakan setelah menjalani operasi tahap pertama di RS Sangla Bali pada waktu itu, mereka disarankan untuk menginap untuk proses penanganan lebih lanjut oleh dokter.

Ia menjelaskan bahwa di Bali mereka selama 6 bulan hingga pada operasi tahap kedua untuk pemasanagan selang pembuangan cairan tersebut melalui saluran kencing atau selang satu bulan setelah operasi awal.

“Setelah itu, kami disuruh menginap di dalam, selang satu bulan kemudian baru operasi kedua untuk pemasangan selang untuk pembuangan cairan tersebut,” tukasnya.
Selang tersebut di pasang dalam tubuhnya untuk membuang cairan di kepalanya tersebut melalui saluran kencing, kata Maria

Setelah proses operasi tahap awal dan kedua kata Maria, Dokter menyarankan agar selang tersebut dikontrol satu kali dalam lima bulan, karena kekurangan biaya hingga sampai saat ini belum bisa kontrol dan selang tersebut masih terpasang di tubuh Mektildis.

“Satu kali dalam lima bulan untuk kontrol selang. Namun karena keterbatasan biaya kami tidak mampu lagi untuk terus dikontrol. Ada kursi rodanya bantuan dari LSM, tapi itu dia pakai hanya selama lima bulan, hingga saat ini tidak bisa dipakai lagi karena sudah terlalu kecil buat dia duduk,” kata Maria sambil menetes air mata.

Atas peristiwa yang menimpa putrinya itu, Maria meminta dukungan doa dan finansial dari semua pihak untuk meringankan beban dari penyakit yang dialami putrinya tersebut.

“Saat ini anak kami butuh sekali kursi roda dan pempers karena kursi roda yang dia pakai selama lima bulan kemarin sudah tidak pas dengan kondisinya dia. Harapanya semoga pemerintah desa dan Pemerintah Daerah bisa membantu untuk membiayai kontrol kembali penyakit yang dialami anak kami ini,” harap Maria.

Bagi saudara dan saudari yang mau membantu meringankan beban dari Mektildis Oktaviana Nomor penghubung dapat berkomunikasi ke nomor handphone dari ayah Mektildis Oktaviana (081238628373) disertai No rekening 8130 01 003410 538 atas Nama Fransiskus Da Sales Ndora. (fon)

Berita lainnya