Awal Musim Kemarau di NTT Diperkirakan April 2023

KUPANG, NTT PEMBARUAN.id–Awal musim kemarau di Nusa Tenggara Timur (NTT) diperkirakan bulan April 2023 dan puncaknya diperkirakan bulan Agustus 2023.

Hal itu disampaikan Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II NTT, Rahmattulloh Adji dalam jumpa pers didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Lecky Frederich Koli yang dipandu langsung Karo Administrasi Pimpinan Setda NTT, Ny. Prisila Q. Parera di Lantai I Kantor Gubernur NTT, Kamis (30/3/2023).

Musim kemarau pada Tahun 2023 umumnya, kata Adji, akan tiba lebih awal dibandingkan dengan biasanya.

Curah hujan yang turun pada periode musim kemarau 2023 diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya.

Karena itu, dalam menghadapi musim kemarau 2023, BMKG mengimbau pemerintah daerah, institusi terkait dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal (lebih kering dibanding biasanya).

Wilayah tersebut, menurut dia, diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, serta kekurangan air bersih.

Untuk itu, pemerintah daerah dapat lebih optimal melakukan penyimpanan air pada akhir musim hujan tahun ini untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.

“Mari kita jadikan informasi prakiraan musim kemarau 2023 ini sebagai bentuk peringatan dini (early warning) untuk dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan dalam aksi dini ( early action) sehingga upaya pencegahan dapat terus diprioritaskan dengan tetap adanya penanggulangan bila bencana terjadi,” imbuhnya.

Pada tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Lecky Frederich Koli mengatakan dari sektor pertanian mengambil langkah-langkah terkait ancaman gejala panen, dan merespon setiap informasi dari BMKG.

” Kita lihat dari datangnya musim kemarau di bulan April, maka pemerintah perlu mempersiapkan langkah-langkah antisipasi. Kita akan memanfaatkan musim tanam untuk mengisi produksi dengan jenis tanaman yang memiliki adaptasi terhadap kekeringan,” sebut Lecky.

Untuk wilayah-wilayah yang musim kemaraunya jatuh di bulan April 2023, ia sarankan untuk menanam kacang-kacangan, kelor, sorgum, dan jagung.

Tanaman holtikultura seperti itu lanjut dia, akan membantu ekonomi masyarakat karena menggunakan sedikit air, tetapi bisa menyediakan panen sekaligus.

” Kelor, kita tanam 1 kali akan panen sepanjang 60 tahun ke depan. Hal ini sejalan dengan kebijakan Pemprov NTT dalam hal intervensi gizi masyarakat terutama anak-anak stunting. Ini kesempatan baik bagi kita, untuk kembangkan tanaman kelor,” ujarnya.

Terkait sorgum, kata Lecky, sangat tahan terhadap iklim, dimana 1 hektar sorgum bisa memelihara 7 ekor sapi selama 1 tahun.

Kata Lecky, cukup setiap hari diberi 20 kg dan itu sangat cocok di NTT karena lahannya kering.

Sedangkan, untuk program TJPS, dia targetkan 40.000 hektar akan ditanamkan pada musim ini. (red)

Bagikan