KUPANG, NTT PEMBARUAN.id- Sebanyak 127 siswa kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 4 Kota Kupang diterjunkan ke dunia usaha dan dunia industri selama empat bulan ke depan, terhitung sejak 19 Juni -19 Oktober 2019.
Pelepasan 127 siswa ini ditandai dengan pelepasan balon oleh Kepala SMKN 4 Kota Kupang, Semi Ndolu di sekolah itu, Selasa (18/6/2019). Para siswa yang turun itu meliputi 4 program studi, yakni Desain Komunikasi Visual, Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Kria Kayu, dan Kria Tekstil.
Kepala SMKN 4 Kota Kupang, Semi Ndolu kepada media ini mengatakan, sebelum anak-anak turun ke dunia usaha, terlebih dahulu para siswa diberi pembekalan selama dua hari di sekolah, sejak 17-18 Juni 2019.
Materi pembekalan yang diberikan mengacu pada kebijakan pemerintah terkait program magang. “Bagi saya, magang ini sebagai bentuk korelasi antara teori di sekolah dengan tataran praktis di dunia usaha dan dunia industri. Anak-anak tidak saja bekerja, tetapi belajar bagaimana mengenal dunia usaha, bagaimana mengenal manajemen dunia usaha yang baik, dan bagaimana sikap bekerja di perusahaan yang baik itu seperti apa. Mereka akan belajar tentang disiplin kerja, dan mekanisme kerja,” urainya.
Secara administrasi, sekolah sudah menyiapkan pedoman dan petunjuk pelaksanaan (Juklak), dimana setiap siswa dikelompokan bersama guru pendampingnya. Guru pendamping itu nanti bertugas untuk melakukan monitoring, evaluasi terkait dengan pelaksanaan PKL selama 4 bulan ke depan.
Perkembangan progress pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) setiap saat akan dilaporkan guru pendamping masing-masing. Sedangkan untuk siswa, kata Ndolu, membuat jurnal PKL.
Misalnya, pada hari itu mereka masuk kerja, dan apa saja yang mereka kerjakan saat itu kemudian dicatat semua. “Nanti dari situ, kita melakukan evaluasi, adakah keterkaitan dengan kompetensi yang diajarkan di sekolah dengan kompetensi yang mereka peroleh di dunia kerja.
Contohnya, kita terjunkan ke perusahaan meubeler, di sana anak-anak hanya disuruh mengangkat kayu, tetapi tidak mengerjakan hal-hal tehnis berkaitan dengan produk, maka perlu dilakukan evaluasi. Melalui guru pembimbing, kita akan memberikan masukan kepada perusahaan tersebut untuk melatihkan anak-anak mengerjakan sendiri meja dan kursi di tempat usaha itu,” jelas dia.
Para siswa ini akan disebarkan di sejumlah dunia usaha dan dunia industri di Kota Kupang antara lain, PT. Telkom, Angkasa Pura I, Bank Indonesia (BI), perusahaan meubeler, tekstil, dan sejenisnya.
Dari 5 kompetensi keahlian, yang diterjunkan hanya 4 kompetensi keahlian yang lama pendidikannya tiga tahun. Sedangkan satu kompetensi keahlian lainnya, yakni Desain Interior masa pendidikannya di sekolah itu 4 tahun, sehingga tahun ke-4 baru mengikuti magang atau PKL.
Setelah kembali ke sekolah, siswa membuat laporan hasil pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL), untuk kemudian dilanjutan dengan treatment mempersiapkan diri mengikuti Ujian Nasional (UN) nanti.
“Kita akan membekali mereka berupa les tambahan, dan penambahan jam pelajaran. Target kita bukan sekedar kelulusan 100 persen untuk UN tahun depan, tetapi berkaca pada beberapa tahun terakhir ini sesuai komitmen bersama dengan Dinas Pendidikan NTT kita harus meningkatkan minimal 5 digit dari nilai yang diperoleh tahun ini,” ujarnya.
Misalnya, tahun ini memperoleh nilai 50 digit, maka tahun depan diharapkan naik menjadi minimal 55 digit. Gebrakan itu sejalan dengan komitmen dan visi besar Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT dalam rangka NTT Bangkit , dan NTT Sejahtera.
“Bangkit dalam hal ini, tidak sekedar slogan, tetapi di sendi-sendi paling bawah, seperti kita di satuan pendidikan harus mendukung program Pemprov NTT untuk bagaimana kita bangkit dari keterpurukan nilai UN tahun-tahun sebelumnya.
Tahun-tahun sebelumnya, yang mendominasi nilai – nilai tertinggi adalah sekolah-sekolah swasta. Dimanakah sekolah negeri,” tanya dia. (ade)